Seekor mahasiswa perantauan di Yogyakarta yang aktif membahas seputar kehidupan di Yogyakarta, berbagai permasalahan sosial, tren viral seputar game dan film, sejarah, serta kisah cinta yang paling mendalami peran.
Diet Sampah di Bulan Ramadhan: Ibadah Jalan, Lingkungan Aman
"Ayo kita berburu takjil di alun-alun! Nanti aku traktir deh, hitung-hitung sedekah, hehe. Kan lagi Ramadhan juga."
"Gas! Tapi nanti solat Maghrib dulu di sana ya, kan deket. Eh, buang sampahnya di sini aja, orang-orang juga pada ninggalin sampah di sini."
Percakapan kayak gini mungkin sering kita dengar, apalagi di bulan Ramadhan. Yang bikin miris, setelah berburu takjil, banyak orang ninggalin sampah sembarangan di lapangan luas alun-alun. Dari bungkus plastik es doger, kotak styrofoam, sampai kantong kresek bekas jajanan, semuanya dibiarkan begitu aja.
Saya sampai mikir, kenapa sih masih banyak yang buang sampah sembarangan? Padahal, kalau bawa botol atau kotak makan sendiri, bisa lebih praktis dan ramah lingkungan. Habis dipakai? Tinggal cuci, masukin tas, selesai. Nggak perlu nambahin tumpukan sampah plastik yang makin hari makin berserakan.
Yang lebih bikin greget, tiap tahun pas Ramadhan, sampah malah meningkat drastis! Dari tahun ke tahun, kondisinya nggak berubah, malah makin parah. Bulan yang seharusnya penuh berkah ini malah jadi bulan penuh sampah.
Nah, daripada Ramadhan kita cuma nambahin limbah, kenapa nggak coba mulai diet sampah? Gimana caranya biar puasa tetap lancar dan makin berkah tanpa ninggalin jejak sampah berlebihan? Oke, kita bahas bareng jangan kabur dulu ya.
Eh, bentar deh… emang sampah selama Ramadan itu sebanyak apa sih? Sampai-sampai banyak yang khawatir bakal naik lagi tahun ini. Nah, coba kita lihat datanya dulu.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah selama Ramadan 2023 meningkat sekitar 20% dibanding hari biasa. Mayoritas sampah ini berasal dari sisa makanan dan kemasan sekali pakai.
Misalnya, di Surabaya, sampah yang masuk ke TPA Benowo bertambah 100-200 ton per hari, hingga totalnya mencapai 1.500-1.600 ton sehari. Sementara di Tangerang Selatan, lonjakan sampah berkisar 5-10%, mencapai 970 ton per hari.
KLHK juga mencatat bahwa 41,2% sampah di Indonesia berasal dari sisa makanan, sementara 18,2% lainnya adalah sampah plastik. Rumah tangga menjadi penyumbang terbesar, sekitar 39,2% dari total sampah nasional.
Content Competition Selengkapnya
Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu
MYSTERY TOPIC
Mystery Topic 4
Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025