Lily Trisnawati
Lily Trisnawati Teknisi

Langit yang biru senantiasa menggemakan suara indahmu ~Rumi~ ...Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Az Zumar: 53)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Saling Belajar

31 Maret 2024   23:10 Diperbarui: 31 Maret 2024   23:14 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Belajar
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bismillah. Berdampingan dalam bertetangga kamar dengan mereka yang berbeda prinsip akidah tidak membuat diri ini membedakan mereka dalam keadaan sosial bermasyarakat. Ketika kost, pemakaian dapur bersama menjadi salah satu wadah untuk saling bisa mendekat tidak hanya sekadar berbasi-basi tentang kabar.  Dalam perantauan membuat mereka mandiri dalam beberapa hal, salah satunya keahlian memasak makanan. Kami menyadari belajar bukan hanya tentang dari siapa tapi juga tentang apa. Saat itu, kondisi pandemi membuat kami terisolasi sehingga makanan berat maupun ringan diusahakan bisa mengolah sendiri. Dan diri ini belajar tentang bagaimana mereka membuat sebuah cemilan yang mudah dan sehat. Sebuah kue ketan berisi kelapa, dengan sabar mereka mengajarkan caranya sambil bercerita bagaimana di rumah mereka kue tersebut menjadi andalan ketika lapar yang ringan menyerang.

Mereka pun mulai belajar tentang bumbu masak sederhana, yang hanya bawang dan cabai tapi cukup enak. Karena mereka biasa memasak dengan banyak rempah hingga luput sebuah hal mudah lainnya. Kedekatan itu terbentuk alamiah tanpa ingin dimerngerti tapi membuat kami saling mengerti sebuah batasan prinsip akidah. Seperti tidak memasakkan untuk pergi olahraga di hari minggu karena mereka ibadah, tapi kami tetap bisa berkumpul olahraga di hari sabtu. Dari perbedaan kebiasaan dalam bermasyarakat membuat kami menyadari bahwa prinsip akidah memiliki sebuah batasan yang berbeda tempatnya. Sederhananya sebuah proses saling belajar tidak membuat maknanya pun demikian. Karena kerendahan hati dalam menyadari tentang arti belajar dari satu sama lain lebih bermakna hingga hari ini keterhubungan tersebut bertahan. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan kita taufik-Nya dalam belajar hubungan sesama makhluk ciptaan-Nya. Baarakallhu fiikum.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun