Memasak Berkah, Menanam Sedekah
Setiap Ramadan, dapur saya menjadi tempat penuh kehangatan. Aroma masakan berbuka puasa memenuhi rumah, menyatu dengan doa-doa yang dipanjatkan menjelang maghrib. Namun, ada satu hal yang selalu saya pikirkan: bagaimana memasak dengan lebih bijak, bukan hanya hemat, tetapi juga ramah lingkungan? Inilah yang membuat saya mulai menerapkan diet sampah Ramadan, yaitu mengelola limbah organik agar bisa dimanfaatkan kembali.
Masak Sendiri: Lebih Hemat dan Lebih Ramah Lingkungan
Memasak sendiri untuk berbuka puasa bukan sekadar cara menghemat pengeluaran, tetapi juga mengurangi sampah plastik dari makanan siap saji. Dengan memasak di rumah, saya bisa memilih bahan makanan yang lebih segar dan minim kemasan sekali pakai. Sayur-mayur seperti kangkung, bayam, dan daun bawang sering menjadi bagian dari menu berbuka. Daripada membuang sisa batangnya, saya memilih untuk menanamnya kembali di pekarangan. Tak butuh lahan luas, cukup dengan botol bekas atau polybag, mereka bisa tumbuh dan siap dipanen kembali di kemudian hari.
Biji-Bijian: Dari Meja Makan ke Tanah yang Subur
Buah-buahan adalah sajian wajib saat berbuka. Segarnya mangga, alpukat, dan rambutan selalu menggugah selera setelah seharian berpuasa. Tapi tahukah kitaa? Biji-biji buah ini bukan sekadar limbah. Daripada membuangnya begitu saja, saya memilih untuk menanamnya. Biji mangga saya benamkan di tanah, berharap suatu hari bisa menjadi pohon rindang. Alpukat saya semai di pot kecil, menanti tunas hijau yang muncul dari bijinya. Rambutan pun saya sebarkan di sudut halaman, berharap suatu hari bisa memberi manfaat bagi lingkungan.
Menanam bukan hanya tentang menghasilkan buah di masa depan, tetapi juga memberi oksigen segar bagi bumi. Setiap pohon yang tumbuh adalah investasi untuk masa depan. Ia menjadi tempat berteduh bagi burung-burung, sumber nektar bagi kupu-kupu, dan bagian dari ekosistem yang lebih luas.
Hadis yang Menginspirasi: Menanam Meski Kiamat Tiba
Ketika saya menanam biji-bijian ini, saya teringat pada sebuah hadis Rasulullah SAW:
"Jika kiamat datang esok hari, sementara di tangan salah seorang dari kalian ada benih kurma, maka tanamlah." (HR. Ahmad)
Hadis ini menjadi pengingat bahwa sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan hari ini, ia tetap bernilai. Menanam adalah sedekah yang tidak hanya bermanfaat bagi kita, tetapi juga bagi makhluk lain. Bayangkan, pohon yang kita tanam hari ini bisa menjadi tempat berteduh burung, sumber makanan serangga, dan penjaga keseimbangan alam.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat
Kasih Bocoran Outfit Lebaran
MYSTERY CHALLENGE
Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025