Achi Hartoyo
Achi Hartoyo Editor

https://achihartoyo.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Memasak Berkah, Menanam Sedekah

14 Maret 2025   04:15 Diperbarui: 13 Maret 2025   11:54 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak Berkah, Menanam Sedekah
Tanaman sisa sampah masak. Dok. pribadi

Setiap Ramadan, dapur saya menjadi tempat penuh kehangatan. Aroma masakan berbuka puasa memenuhi rumah, menyatu dengan doa-doa yang dipanjatkan menjelang maghrib. Namun, ada satu hal yang selalu saya pikirkan: bagaimana memasak dengan lebih bijak, bukan hanya hemat, tetapi juga ramah lingkungan? Inilah yang membuat saya mulai menerapkan diet sampah Ramadan, yaitu mengelola limbah organik agar bisa dimanfaatkan kembali.

Masak Sendiri: Lebih Hemat dan Lebih Ramah Lingkungan

Memasak sendiri untuk berbuka puasa bukan sekadar cara menghemat pengeluaran, tetapi juga mengurangi sampah plastik dari makanan siap saji. Dengan memasak di rumah, saya bisa memilih bahan makanan yang lebih segar dan minim kemasan sekali pakai. Sayur-mayur seperti kangkung, bayam, dan daun bawang sering menjadi bagian dari menu berbuka. Daripada membuang sisa batangnya, saya memilih untuk menanamnya kembali di pekarangan. Tak butuh lahan luas, cukup dengan botol bekas atau polybag, mereka bisa tumbuh dan siap dipanen kembali di kemudian hari.

Biji-Bijian: Dari Meja Makan ke Tanah yang Subur

Buah-buahan adalah sajian wajib saat berbuka. Segarnya mangga, alpukat, dan rambutan selalu menggugah selera setelah seharian berpuasa. Tapi tahukah kitaa? Biji-biji buah ini bukan sekadar limbah. Daripada membuangnya begitu saja, saya memilih untuk menanamnya. Biji mangga saya benamkan di tanah, berharap suatu hari bisa menjadi pohon rindang. Alpukat saya semai di pot kecil, menanti tunas hijau yang muncul dari bijinya. Rambutan pun saya sebarkan di sudut halaman, berharap suatu hari bisa memberi manfaat bagi lingkungan.

Menanam bukan hanya tentang menghasilkan buah di masa depan, tetapi juga memberi oksigen segar bagi bumi. Setiap pohon yang tumbuh adalah investasi untuk masa depan. Ia menjadi tempat berteduh bagi burung-burung, sumber nektar bagi kupu-kupu, dan bagian dari ekosistem yang lebih luas.

Hadis yang Menginspirasi: Menanam Meski Kiamat Tiba

Ketika saya menanam biji-bijian ini, saya teringat pada sebuah hadis Rasulullah SAW:

"Jika kiamat datang esok hari, sementara di tangan salah seorang dari kalian ada benih kurma, maka tanamlah." (HR. Ahmad)

Hadis ini menjadi pengingat bahwa sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan hari ini, ia tetap bernilai. Menanam adalah sedekah yang tidak hanya bermanfaat bagi kita, tetapi juga bagi makhluk lain. Bayangkan, pohon yang kita tanam hari ini bisa menjadi tempat berteduh burung, sumber makanan serangga, dan penjaga keseimbangan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

24 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat

pegadaian  blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 22 
25 Mar 2025

Kasih Bocoran Outfit Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 23
26 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 24
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun