Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.
Setan Beneran Dibelenggu Nggak Sih?
Setan itu beneran dibelenggu nggak sih pas Ramadan?
Pertanyaan itu jadi bahan obrolan sambil santai menunggu jadwal sidang isbat soal kapan dimulai puasa hari pertama.
Bayangkan, kalau dibelenggunya menunggu sidang isbat, berarti baru setelah disampaikan keputusan. Kalau beda, berarti setan di negeri sana beda dengan yang di sini. Wong beda hari. Ada yang duluan, ada pula yang belakangan. Apalagi yang punya prinsip, puasa ikut yang belakangan, lebaran ikut yang duluan. Setannya sepertinya akan senang, karena masa belenggunya jadi berkurang.
"La kowe pye? Melu sopo? Pemerintah opo sing cepet?"
"Ya mbuh, aku melu simbahku wae. Sing biasa ngetung weton..."
"Yen aku ya melu sing wingi menehi serangan fajar. Ndak dadi utang, wong wingi entuk duite tapi ora tak coblos. Ya minimal saiki melu putusan sing wingi menehi duite..."
Tiba-tiba, ada pertanyaan yang di luar nurul. "Lah kok, kalau setan dibelenggu pas Ramadan, masih aja banyak kejahatan, dosa, dan segala macam godaan yang menjerumuskan ya?"
Semua monyong, nggak bisa jawab. Atau kalaupun ada jawaban, kadang sekenanya.
"Kalo kata ustadz di tivi, eh Youtube, setan emang dibelenggu. Tapi hawa nafsu kan keputusan pribadi. Jadi kalau ada yang suka berbuat dosa di masa puasa itu berarti hawa nafsunya nggak bisa dikendalikan..."
"Owalah.... Gitu to? Berarti kalo puasa itu yang jahat hawa nafsu ya?"
"Iya... kalau diturutin..."
Semua manggut-manggut di warung pojokan itu. Seolah paham. Padahal waton, biar bisa segera ganti topik.
Tiba-tiba ada yang nyeletuk... "Wah, berarti kalau habis puasa dan setan sudah tidak dibelenggu sebenarnya setan bisa cuti panjang ya? Lah wong dari hawa nafsu aja manusia udah bisa bikin banyak dosa dan kesalahan kok, tanpa dibujuk apa-apa dari si setan. Bahkan tanpa serangan fajar amplopan dari setan, eh sogokan buah khuldi setan.... Hehehe.."
Yang lain makin manggut-manggut. Antara setuju atau tidak dong babar blas!
Tiba-tiba, satu teman yang dianggap paling alim komentar. "Nih aku carikan penjelasannya di Youtube, Tiktok, dan sisan karo ChatGPT..."
Hawa nafsu itu ibarat magnet. Mau yang ditarik yang baik-baik, atau yang buruk dibiarkan juga? Kalau biasa nangkring di tempat dekat maksiat, ya yang ketarik yang buruk lebih banyak. Kalau lebih banyak dekat ke masjid, ya insya Allah nariknya yang positif. Apalagi kalau sering datang ke majelis ilmu. Magnet nafsu ini bisa dikendalikan dengan banyak hal baik.
Lalu, soal setan dibelenggu pas ramadan. Itu kita perlu cari tahu. Setannya dipenjara pas bareng sampeyan atau pas jauh dari panjenengan? Tadi yang bilang ramadan bisa tetap jahat dan berbuat dosa itu bisa jadi setannya dipenjara satu kamar ama si orang itu. Ya akibatnya, jas buka iket blangkon. Sama juga sami mawon.... Lah wong deket ama setan, dibelenggu pun ya dibisikin dikit aja udah kegoda.
Owalaaah... aku mlebu sing adoh opo cerak karo setan yo?
Duh Gusti, paringono kekuatan menjauh dari segala godaan syetan. Termasuk, godaan warung-warung makan yang masih sering membuyarkan lamunan dengan bau gorengan di kala terik dan lapar siang....