Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Olahraga Saat Berpuasa: Menemukan Waktu yang Tepat untuk Kesehatan dan Spiritualitas

23 Maret 2024   07:13 Diperbarui: 23 Maret 2024   07:56 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga Saat Berpuasa: Menemukan Waktu yang Tepat untuk Kesehatan dan Spiritualitas
Pinterest.com/arapiraa 

Berpuasa, khususnya dalam konteks bulan suci Ramadhan, merupakan praktik yang melibatkan menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari, sebagai wujud ibadah dan pengendalian diri yang dilakukan umat Muslim. Namun, berpuasa juga melibatkan aspek kesehatan fisik dan spiritual yang harus dijaga seimbang. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah kapan waktu yang tepat untuk melakukan olahraga saat berpuasa. Hal ini menjadi penting karena berolahraga dapat memberikan manfaat kesehatan fisik, tetapi juga memerlukan energi yang bisa berpengaruh pada kesehatan selama menjalani puasa.

Pertimbangan untuk berolahraga saat berpuasa melibatkan beberapa faktor. Pertama, adalah waktu yang paling sesuai untuk berolahraga selama berpuasa. Umumnya, waktu terbaik untuk berolahraga adalah sebelum berbuka puasa (iftar) atau setelah sahur. Sebelum berbuka puasa, tubuh masih memiliki cukup energi yang tersedia dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum puasa, sehingga berolahraga pada saat ini dapat memberikan manfaat tanpa menyebabkan dehidrasi atau kelelahan yang berlebihan. Sedangkan setelah sahur, tubuh telah mendapat asupan nutrisi yang memadai untuk mendukung aktivitas fisik. Selain waktu, jenis dan intensitas olahraga juga perlu dipertimbangkan.

 Pilihlah olahraga ringan atau sedang yang tidak terlalu membebani tubuh. Contohnya, jalan cepat, yoga, atau bersepeda statis dapat menjadi pilihan yang baik. Hindari olahraga yang terlalu keras atau memerlukan banyak energi, seperti lari maraton atau angkat beban yang berat. Selama berolahraga, penting untuk memperhatikan tanda-tanda tubuh dan berhenti jika merasa lelah atau pusing. Jaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan minum air secukupnya saat berbuka puasa atau saat sahur. Dengan memperhatikan waktu, jenis, dan intensitas olahraga yang tepat, serta memperhatikan keseimbangan antara kesehatan fisik dan spiritual, umat Muslim dapat tetap menjalankan ibadah puasa dengan baik sambil tetap menjaga kesehatan tubuhnya.

Kemenkes.com/unduhan di saluran resmi milik Kemenkes
Kemenkes.com/unduhan di saluran resmi milik Kemenkes

Menurut informasi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan, waktu yang optimal untuk berolahraga adalah saat denyut nadi berada pada tingkat yang tidak terlalu tinggi atau rendah, yaitu sekitar angka 100 denyut per menit. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh berada dalam keadaan stabil dan siap untuk melakukan aktivitas fisik tanpa memberatkan sistem kardiovaskular. Denyut nadi yang berada di sekitar angka 100 menunjukkan bahwa tubuh berada dalam kondisi yang tepat untuk berolahraga. Pada titik ini, jantung bekerja dengan efisien dan aliran darah ke seluruh tubuh terjaga dengan baik. Ini memberikan sinyal bahwa tubuh siap untuk bergerak aktif tanpa menimbulkan tekanan berlebih pada jantung atau sistem kardiovaskular.

Memilih waktu olahraga yang tepat dengan memperhatikan denyut nadi membantu mengoptimalkan manfaat dari aktivitas fisik tanpa mengorbankan kesehatan. Dengan melakukan olahraga pada saat yang tepat, risiko cedera atau komplikasi kesehatan dapat diminimalkan, sementara manfaat kesehatan fisik yang diperoleh akan lebih maksimal. Dengan demikian, menjaga denyut nadi pada tingkat yang optimal sekitar angka 100 denyut per menit menjadi pedoman yang berguna dalam menentukan waktu yang tepat untuk berolahraga, sehingga keseimbangan antara aktivitas fisik dan kesehatan kardiovaskular dapat terjaga dengan baik.

Dengan mempertimbangkan hal ini, terdapat tiga waktu yang dianggap ideal untuk melakukan olahraga:

1. Pagi Hari (Sekitar Pukul 06.00): Udara pagi yang segar dan suasana yang tenang menjadikan waktu ini sangat ideal untuk melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki atau yoga. Kelembutan udara pagi memberikan pengalaman yang menyegarkan bagi tubuh, sementara suasana yang tenang membantu menciptakan kondisi mental yang damai dan fokus. Melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga pada pagi hari membantu dalam memulai hari dengan energi positif dan konsentrasi yang tinggi. 

Aktivitas fisik ini juga merangsang aliran darah dan meningkatkan denyut jantung secara bertahap, sehingga tubuh secara alami terbangun dari keadaan istirahat. Selain manfaat fisik, pagi hari juga memberikan kesempatan untuk memperhatikan keindahan alam sekitar, seperti matahari terbit atau pemandangan alam yang menakjubkan, yang dapat memberikan ketenangan dan kebahagiaan batin yang mendalam. Dengan demikian, memulai hari dengan aktivitas fisik di pagi hari bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi juga memberikan dukungan bagi kesejahteraan mental dan spiritual.

2. Sebelum Berbuka Puasa (Sekitar Pukul 17.00): Melakukan olahraga sebelum berbuka puasa dapat menjadi pilihan yang bijaksana untuk mengisi waktu menunggu azan Maghrib. Aktivitas seperti bersepeda santai atau peregangan (stretching) dapat membantu merilekskan otot dan mempersiapkan tubuh untuk menerima asupan makanan saat waktu berbuka tiba. Olahraga ringan sebelum berbuka puasa memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Pertama-tama, melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda santai atau peregangan membantu meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme tubuh setelah seharian berpuasa. Hal ini dapat membantu mempersiapkan tubuh untuk menerima makanan dan minuman dengan lebih baik, mengurangi risiko terjadinya gangguan pencernaan atau perut kembung saat berbuka puasa. Selain itu, olahraga sebelum berbuka puasa juga dapat menjadi sarana untuk merilekskan otot yang tegang setelah beraktivitas seharian.

 Peregangan otot-otot yang kaku dan berkontraksi dapat membantu mengurangi ketegangan dan stres fisik, sehingga tubuh menjadi lebih siap menerima nutrisi saat waktu berbuka tiba. Melakukan olahraga sebelum berbuka puasa juga memberikan kesempatan untuk memanfaatkan waktu menunggu azan Maghrib secara produktif. Selain membantu menjaga kesehatan fisik, aktivitas ini juga dapat menjadi momen untuk merenungkan rasa syukur atas nikmat berpuasa dan kesempatan untuk menyambut waktu berbuka dengan hati yang lapang. Dengan demikian, meluangkan waktu untuk berolahraga ringan sebelum berbuka puasa merupakan keputusan yang cerdas dan bijaksana, yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental serta mempersiapkan tubuh secara optimal untuk menerima asupan makanan saat waktu berbuka tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun