Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Mengurai Perdebatan Seputar "Kemiskinan" Kosakata Bahasa Indonesia

30 April 2024   12:52 Diperbarui: 30 April 2024   19:00 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berbahasa Indonesia. (sumber: KOMPAS.ID/SUPRIYANTO)

Kontroversi seputar kekayaan kosakata dalam Bahasa Indonesia telah menjadi sorotan belakangan ini, terutama setelah sebuah siniar mencuatkan klaim bahwa Bahasa Indonesia tergolong "miskin kosakata" dibandingkan dengan bahasa asing seperti Bahasa Inggris atau Bahasa Arab. 

Pengakuan seorang konten kreator yang menyatakan preferensi pribadinya dalam menggunakan bahasa Inggris karena merasa lebih nyaman dalam menyampaikan lebih detail. Tentu saja, klaim semacam ini tidak bisa diabaikan begitu saja, mengingat dampaknya yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Bahasa Indonesia.

Namun, sebelum kita terburu-buru menerima atau menolak klaim tersebut, penting untuk melakukan telaah yang komprehensif. Pertama-tama, kita perlu mempertimbangkan bahwa kekayaan sebuah bahasa tidak hanya terletak pada jumlah kosakata, tetapi juga pada kemampuan untuk mengekspresikan ide yang kompleks maupun abstrak. 

Bahasa Indonesia, dengan sejarahnya yang panjang dan dipengaruhi beragam budaya, telah menjadi bukti sebagai alat komunikasi yang mampu menangkap esensi perasaan dan pemikiran dengan baik.

Di sisi lain, perdebatan seputar kekayaan kosakata dalam Bahasa Indonesia juga memunculkan pertanyaan tentang pendidikan bahasa dan kesadaran linguistik di masyarakat. 

Banyak yang menyadari bahwa kemampuan komunikasi yang baik sangat penting dalam dunia yang semakin terhubung secara global. Oleh karena itu, perlu ada upaya yang lebih besar untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap bahasa Indonesia. Apalagi Bahasa Indonesia sebenarnya sudah memperoleh pengakuan di kancah internasional.

Namun demikian, kita juga perlu berhati-hati agar diskusi ini tidak mengarah pada pemecahan-pemecahan yang menyalahkan individu secara pribadi. Mengkritik pilihan individu dalam menggunakan bahasa, terutama di media sosial, bisa memicu perdebatan yang tidak produktif dan bahkan berpotensi merugikan. 

Sebaliknya, ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk lebih memahami kompleksitas bahasa dan budaya, serta untuk merangkul keberagaman bahasa sebagai aset budaya yang berharga.

Bahasa Indonesia di antara bahasa daerah

Bahasa Indonesia bukan hanya sebuah alat komunikasi, tetapi juga merupakan perekat yang mempersatukan keragaman budaya dan bahasa di Indonesia. Sebagai sebuah negara yang kaya akan keberagaman suku dan bahasa daerah, bahasa Indonesia memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi lintas budaya dan menjaga persatuan dalam keragaman.

Budaya dan bahasa daerah tetap menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Indonesia. Meskipun bahasa daerah masih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat, peran Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa nasional tidak bisa diabaikan. 

Meskipun beberapa orang mungkin tidak terlalu memperkaya kosakata dalam Bahasa Indonesia karena kecenderungan menggunakan bahasa daerah, namun kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam Bahasa Indonesia tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun