Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Studi di UIN Jogja dan kini bertugas di Pekanbaru. Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka. Peraih Best Teacher dan KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar Menormalisasi Bapak-Bapak Pembentuk Karakter Literasi Anak

12 Maret 2025   19:07 Diperbarui: 13 Maret 2025   11:46 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudah masanya membangun budaya literasi dari ayah ke anak. (Foto: AKBAR PITOPANG)

Indonesia masih bergulat dengan rendahnya budaya membaca dan literasi. Data dan berbagai survei menunjukkan bahwa minat baca masyarakat kita masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Padahal, literasi adalah fondasi peradaban, kunci pembuka pintu ilmu, dan senjata utama menghadapi era informasi yang terus berkembang.

Sayangnya, kesadaran akan pentingnya literasi sejak dini belum merata. Banyak yang masih menganggap membaca sebagai aktivitas yang biasa saja atau bukan kebutuhan penting dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. 

Namun, di sisi lain ada pula orangtua yang memahami betul bahwa budaya membaca harus ditanamkan sejak dini agar anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan kritis.

Saya termasuk yang percaya akan pentingnya menanamkan kebiasaan membaca sejak kecil. Salah satu kebiasaan yang rutin saya lakukan adalah mengajak anak mengunjungi Perpustakaan Soeman HS di Pekanbaru

Sepulang sekolah, kami sering menghabiskan waktu disana. Tenggelam dalam lembaran-lembaran buku yang membawa kami ke dunia penuh pengetahuan dan imajinasi.

Nah, ada satu hal yang menarik perhatian saya selama berkunjung ke perpustakaan

Dulu, ketika berbicara tentang parenting maka sosok ibu selalu menjadi figur utama dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Namun, zaman telah berubah. 

Kini, peran ayah dalam parenting semakin menonjol dan perlahan menantang pola pikir patriarki yang selama ini melekat.

Di Perpustakaan Soeman HS, saya sering melihat pemandangan yang menghangatkan hati. Para ayah datang bersama dengan anaknya. Lalu memilih buku bersama, membaca dengan penuh kesabaran, bahkan berdiskusi tentang isi buku. 

Sekalipun tanpa ditemani istri mereka tetap menjalankan peran pengasuhan dengan penuh tanggung jawab. Tidak ada rasa malu dan gengsi.

Sosok ayah dapat menghidupkan budaya membaca dan literasi pada anak-anak. (Foto: AKBAR PITOPANG)
Sosok ayah dapat menghidupkan budaya membaca dan literasi pada anak-anak. (Foto: AKBAR PITOPANG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun