Andi Kamal M. Sallo
Andi Kamal M. Sallo Dosen

Keistimewaan dari sebuah kehidupan adalah menjadi dirimu sendiri... -Joseph Campbell

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Manis Berbuka Puasa: antara Perilaku Manis dan Janji-Janji Manis

19 Maret 2024   16:58 Diperbarui: 25 Maret 2024   02:00 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manis Berbuka Puasa: antara Perilaku Manis dan Janji-Janji Manis
Ilustrasi: nunggu buka puasa. (sumber: Shutterstock via kompas.com) 

Saat matahari tenggelam dalam cakrawala, dan aroma makanan manis merayu indera, terdapat suatu kekacauan lucu yang tersembunyi di balik "manisnya" berbuka puasa. 

Berbukalah dengan yang manis-manis, bukan dengan janji manis. Namun, apakah yang sebenarnya dimaksud dari manis-manis ini?

Tentu saja, yang manis-manis, selain merujuk pada makanan lezat yang menanti di meja makan, juga merujuk pada sikap manis yang seharusnya dihadirkan saat berbuka. 

Bayangkan jika kita berbuka dengan hati yang pahit---itu pasti akan menciptakan horrendum di meja makan! Jadi, mari berbuka dengan senyum manis, keterimaan, dan sikap yang hangat---sebab itu adalah pembuka selera yang terbaik, bukan?

Namun, perlu juga diingat bahwa hanya manis-manis dalam perilaku belum cukup. Jangan sampai kita terjebak oleh janji-janji manis yang hanya tinggal di bibir, tanpa tindakan nyata yang mengikutinya. 

Konsistensi dalam memenuhi janji dan integritas dalam tindakan adalah kuncinya. Ingatlah, berbuka puasa bukanlah sekadar soal mencicipi manisan yang serba manis, tetapi juga menjadi pelajaran hidup untuk menghadirkan manis yang tulus dalam interaksi sosial kita sehari-hari.

Dalam sebuah kisah lucu yang penuh pelajaran hidup ini, mari kita renungkan pengalaman pribadi yang menggambarkan kegagalan lucu kita dalam menepis janji-janji manis. Bagaimana kita bisa menjadikan hal ini sebagai bahan introspeksi dan lebih bijak dalam menjalin hubungan dengan orang lain?

Ilustrasi
Ilustrasi

Jadi, ketika berbuka puasa tiba, mari rayakan dengan keceriaan dan sikap manis. Ingatlah, berbukalah dengan yang manis-manis, tapi jangan lupa untuk menyisipkan sedikit keceriaan dan pelajaran hidup dalam santapan kita---karena, di balik semua itu, terdapat pelajaran berharga yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik. Selamat berbuka puasa!

Sambil memulai festinasi berbuka puasa, mari kita bergembira dengan humor dan semangat penuh kebaikan. Mengapa tak diselingi dengan candaan ringan dan cerita lucu yang dapat menciptakan atmosfir yang lebih hangat? Karena di antara semua tegang, senyum adalah bumbu terindah yang bisa kita hadirkan dalam momen istimewa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun