Mohon tunggu...
Anggit Satriyo Nugroho
Anggit Satriyo Nugroho Mohon Tunggu... Jurnalis - Advokat dan akademisi

Saya adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang jurnalistik selama hampir 20 tahun, saya juga menggeluti dunia advokasi selama 5 tahun. Selain itu saya juga miliki pengalaman sebagai akademisi. Dari pengalaman tersebut, saya memiliki kemampuan menulis terutama terkait hukm dan pers

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar dari Surabaya yang Punya Posyandu Next Level

29 April 2024   17:15 Diperbarui: 30 April 2024   17:47 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bayi ditimbang di posyandu. Foto: KOMPAS/NINA SUSILO

TAHUKAH Anda bila hari ini, 29 April, adalah peringatan hari Posyandu Nasional. Sebuah hari penting yang mungkin saja terdengar asing di telinga kebanyakan orang.

Pertanyaan-pertanyaan seputar posyandu mungkin saja langsung menghambur. Apakah masih ada posyandu, kok ada peringatan hari posyandu nasional ?

Bukankah posyandu itu kegiatan sekumpulan ibu-ibu rumah tangga saja, masih relate kah dengan kondisi kekinian ?

Yang pasti jangan lontarkan pertanyaan-pertanyaan  Anda itu ke ibu-ibu di Surabaya. Setidaknya biar Anda semua tidak menutup muka dan menanggung rasa malu yang hebat.

Percayakah Anda bahwa di Surabaya kegiatan posyandu itu begitu bermakna dan menjadi gerakan massa yang hebat.

Bukankah kita kerap membayangkan bahwa Surabaya adalah kota besar dengan individualisme tinggi. Urusanku, urusanku. Urusanmu, urusanmu.

Di Surabaya, posyandu bukan lagi sekumpulan ibu-ibu rumah tangga yang mengurus balita di lingkungannya, lalu pulang dan berganti rutinitas domestik : mulai cuci pakaian, menyapu rumah hingga memasak. Dan, besok mengulang rutinitas yang sama lagi.
Posyandu Surabaya adalah gerakan massa yang sudah mencapai next level. Terbukti, secara taktis gerakan yang dimotori kaum hawa itu bisa habis-habisan menekan laju angka stunting. Bahkan, karenanya, Surabaya mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat. Dari semula sebagai kota dengan angka stunting tinggi, menjadi kota yang berprestasi di bidang kesehatan.

Semuanya dikarenakan oleh gerakan ibu-ibu di sana. Posyandu menjadi gerakan massa yang hebat dan sistematis. Semua kelurahan punya.

Kebetulan, saya pernah mengamati bagaimana geliat dan semangat para ibu di Surabaya. Berjam-jam pula, saya ikuti paparannya. Hingga, ujungnya pada sebuah kesimpulan: mereka hebat betulan.

Posyandu di Tandes misalnya, ternyata berisi ibu-ibu tangguh dengan semangat berlipat-lipat. Yang  juga perlu Anda tahu, di sana juga ada bapak-bapak yang peduli pada stunting. Mungkin mereka terpikat semangat para ibu-ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun