Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Mudik, Etalase Rindu dan Menyamarkan Luka

1 April 2025   16:22 Diperbarui: 3 April 2025   15:45 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemudik. (Otomania/Setyo Adi)

Kubawa rindu ini ke kampung halaman
Setelah dulu membawa luka
ke tanah perantauan
Meskipun kota menambah luka
tapi ia mengajarkan
bagaimana menertawai diri
juga belajar mengelola resah dengan tabah

Jalan yang ngilu, tubuh penat,
dan tumpahkan rindu hingga lumat 

Dan cerita-cerita mengalir 

Kampung halaman melihatku
Seolah-olah aku etalase penuh cahaya
Padahal secara bersamaan
Aku sedang menyamarkan
dan menggembirakan rasa luka
Aku tidak ingin dicatat
Sebagai orang yang kalah

Rindu usai
Luka sedikit terurai
Mengisi ulang jiwa
Dengan cinta dan doa-doa orang tua
juga sanak-saudara 

Kembali ke kota
Seraya memaafkan diri
Karena telah menipu air mata

***

Lebakwana, April 2025

Ilustrasi Mudik, Etalase Rindu dan Menyamarkan Luka. Foto: Tempo.co | Hilman Fathurrahman W 
Ilustrasi Mudik, Etalase Rindu dan Menyamarkan Luka. Foto: Tempo.co | Hilman Fathurrahman W 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun