Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Apoteker

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

3 April 2024   07:10 Diperbarui: 3 April 2024   07:10 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Agar puasa yang kita lakukan tidak hanya mendapat lapar, dan haus belaka mari kita simak ulang firman Allah dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. 

Dari ayat tersebut kiranya kita dapat perintah, dan petunjuk Allah. Butir pertama yang harus diingat, dan disadari bahwa firman Allah tersebut ditujukan kepada orang yang beriman, jadi jangan beranggapan hanya ditujukan kepada orang Islam saja.

Butir kedua yang harus dipahami bahwa firman Allah tersebut juga telah diwajibkan kepada orang -- orang sebelum nabi Muhammad, artinya puasa juga diwajibkan kepada umat nabi sebelum nabi Muhammad yang sudah barang tentu berbeda tata cara, dan waktunya. Oleh karena itu hendaklah kita selaku muslim yang sedang melaksanakan puasa jangan selalu minta dihargai, dan dihormati orang lain; Tetapi kita juga hendaklah dapat menghargai, dan menghormati orang lain yang tidak berpuasa saat itu.

Sebagai intermezo berikut cerita singkat anak bungsu yang saat itu berdomisili di Tangerang Selatan sebagai berikut.

Saat berpuasa di bulan Ramadhan si bungsu mengajak anak sulungnya yang masih duduk di sekolah Taman Kanak -- Kanak, ke Pamulang Square untuk bermain. Meskipun masih di TK anak si bungsu yang tidak lain adalah cucuku, juga sudah belajar berpuasa. Usai bermain si bungsu mengajak anaknya pulang, dan dalam perjalanan si anak berkata pah itu kayaknya si om yang jual es teh ya? Si bungsu menjawab iya itu si om penjual es teh, memangnya kakak mau minum es teh? Ya tidaklah, kan kakak berpuasa jawab si cucu.

Si bungsu masih melanjutkan pertanyaan beraroma menguji anaknya. Kak kalau bulan puasa seperti ini kira -- kira boleh tidak ya orang menjual makanan, dan minuman? Spontan anaknya menjawab ya bolehlah kan banyak juga orang yang tidak berpuasa: ada orang sakit, orang tua, anak -- anak.

Begitu cerita sederhana tentang cucu yang disampaikan si bungsu kepadaku yang dapat membuat aku merasa bangga, dan bahagia layaknya di alam surga. Mengapa? Ya karena si cucu yang baru duduk di TK sudah dapat berpikir dewasa tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi dapat berpikir menghargai dan menghormati orang lain. Matur nuwun Gusti.

Butir ketiga agar kamu bertakwa, yaitu menjadi orang yang beriman, dan berbuat baik (beramal saleh) yang setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur katanya selalu mencerminkan rasa kasih sayang, tidak hanya kepada sesama manusia tetapi kepada sesama makhluk ciptaan Allah, inilah baju takwa yang sesungguhnya. Jadi hendaklah tidak beranggapan bahwa baju takwa adalah pakaian apapun modelnya, dan asesoris yang melekat pada badan wadag seseorang. Al Qur'an surat Maryam ayat 96. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

Atas dasar hal - hal tersebut mudah -- mudahan dapat kita pergunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi diri, apakah pelaksanaan puasa yang kita lakukan selama ini sudah dapat meningkatkan kadar ketakwaan kita atau hanya sekedar mendapat lapar, dan haus belaka.

Mari kita simak bersama uraian selanjutnya.

Adalah kebiasaan dari tahun ke tahun, setiap bulan Ramadhan diisi dengan berbagai kegiatan. Diantaranya berbuka puasa bersama di masjid, sembahyang isa dan tarawih secara berjama'ah, dan ceramah sebelum tarawih. Kegiatan itu makin intensif dilakukan disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, biasanya diisi dengan pembacaan kitab Al Qur'an dalam bahasa Arabnya dengan harapan mendapat malam Laillatul Qadar. Jadi dapat dibayangkan betapa ramainya suasana bulan Ramadhan di malam hari, dan menjelang subuh di lingkungan kami.        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun