M.F.A. Bima Sakti
M.F.A. Bima Sakti Penulis

Terus tumbuh dan berkembang 1% setiap hari secara konsisten.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa: Autophagy dan Pencegahan Penyakit

25 Maret 2024   08:47 Diperbarui: 25 Maret 2024   19:44 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa: Autophagy dan Pencegahan Penyakit
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

oleh: Bima Sakti

Puasa, praktik kuno yang telah diamalkan oleh berbagai budaya dan agama selama berabad-abad, telah menarik minat ilmiah yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu aspek yang semakin diperhatikan adalah bagaimana puasa memengaruhi perbaikan seluler dalam tubuh manusia, terutama melalui proses yang dikenal sebagai autophagy

Artikel ini akan menjelaskan apa itu autophagy, bagaimana puasa mempengaruhinya, dan bagaimana pemahaman ini dapat digunakan dalam pencegahan penyakit. Autophagy adalah proses alami di mana sel-sel tubuh menghancurkan dan mendaur ulang komponen yang rusak, usang, atau tidak diperlukan untuk menghasilkan energi atau bahan bangunan baru. Ini merupakan mekanisme penting dalam menjaga kesehatan seluler dan memastikan bahwa sel-sel tubuh berfungsi dengan baik. Autophagy juga telah terkait dengan berbagai proses biologis, termasuk penuaan, metabolisme, dan respons terhadap stres. 

Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat memicu peningkatan signifikan dalam aktivitas autophagy. Saat tidak ada asupan makanan, tubuh beralih ke sumber energi alternatif, yaitu lemak yang disimpan, dan memulai proses autophagy untuk menghasilkan energi dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Ini terutama terjadi saat tubuh berada dalam keadaan ketosis, di mana kadar glukosa darah rendah dan tubuh memproses lemak menjadi bahan bakar. 

Aktivitas autophagy yang ditingkatkan melalui puasa telah terkait dengan berbagai manfaat kesehatan dan pencegahan penyakit. Misalnya, autophagy dapat membantu menghilangkan protein yang terlipat salah atau abnormal dari dalam sel, yang merupakan karakteristik penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Autophagy juga dapat membantu mencegah akumulasi plak amyloid beta, yang merupakan penyebab utama Alzheimer. 

Pemahaman tentang hubungan antara puasa, autophagy, dan pencegahan penyakit memiliki implikasi yang luas dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan. Mungkin saja bahwa praktik-praktik puasa yang dipimpin oleh autophagy yang diperkuat dapat menjadi bagian penting dari strategi pencegahan penyakit, terutama penyakit degeneratif yang terkait dengan penuaan. 

Selain itu, penelitian lebih lanjut tentang autophagy dan mekanisme yang mengatur dapat membuka jalan untuk pengembangan terapi yang baru dan inovatif untuk penyakit-penyakit ini. 

Puasa telah terbukti memengaruhi aktivitas autophagy dalam tubuh manusia, yang memiliki implikasi penting untuk kesehatan dan pencegahan penyakit.

Dengan memahami dan memanfaatkan hubungan antara puasa, autophagy, dan kesehatan seluler, kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih holistik dan proaktif untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. Meskipun masih banyak yang harus dipelajari, penemuan ini menunjukkan potensi besar dari praktik puasa sebagai alat pencegahan penyakit yang kuat dan efektif.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun