Mengejar Syafaat dari Ibadah di bulan Ramadan
Tak hanya mendapatkan ganjaran pahala, siapa yang mengisi bulan Ramadan dengan banyak beribadah juga dijanjikan bakal mendapat syafaat. Hal yang sangat diharapkan ketika di akhirat nanti.
Setiap manusia akan mendapat balasan atas apa yang dilakukannya selama hidup di dunia. Perbuatan baik akan mendapat balasan surga, sebaliknya perbuatan jahat akan dibalas neraka.
Sebagai seorang muslim kita tentu berharap mendapat balasan surga. Namun tak ada jaminan kita bakal mendapatkannya dengan mudah.
Pada kenyataannya kita adalah makhluk yang alpa, sering terjatuh ke dalam lembah dosa dan berpotensi mendapat balasan neraka.
Tapi ALLAH Maha Penyayang. Kita masih diberi kesempatan untuk selamat dari neraka. Syaratnya, mau bertaubat dan menjemput syafaat.
Syafaat, ya hal yang satu ini menjadi harapan bagi kita di akhirat nanti. Sesuatu yang akan menyelamatkan kita dari siksa neraka dan membawa kita terbang ke surga.
Syafaat adalah sebuah perantara berupa pertolongan bagi seseorang untuk mendapatkan sebuah manfaat atau menyelamatkannya dari bahaya besar. Dalam hal ini tentunya kita berharap mendapatkan syafaat guna menyelamatkan diri kita dari bahaya siksaan neraka.
Syafaat tentu saja tidak datang begitu saja. Perlu dijemput agar dia mendatangi kita.
Muncul kemudian pertanyaan,
" Bagaimana caranya agar diri kita didatangi syafaat saat di akhirat nanti ?"
Sebagai jawaban dari pertanyaan diatas kita bisa mendapatkannya dari keterangan Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Alkandlawi, seorang ulama hadis asal India, dalam kitab At Targhib wa Tarhib dengan mengutip sebuah hadis Nabi dari Abdullah ibn Umar yang diriwayatkan Imam Ahmad, Thabrani dan Ibnu Abi Dunya.
Disebutkan Rasulullah bersabda bahwa puasa dan Alquran akan memberi syafaat pada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa berkata pada ALLAH bahwa dirinya telah membuat seorang hamba ALLAH menahan diri dari makan dan syahwat di siang hari. Karena itu puasa meminta kepada ALLAH agar diizinkan memberi syafaat pada orang yang berpuasa dengan benar.
Berikutnya giliran Alquran yang berkata bahwa dirinya telah menahan seorang hamba ALLAH untuk tidur pada malam hari demi untuk membaca Alquran. Karena itu Alquran meminta izin pada ALLAH agar bisa memberi syafaat pada orang-orang yang melakukannya. Dan ALLAH mengabulkan kedua permintaan tersebut.
Pada hadis lain riwayat Imam Muslim juga disebutkan bahwa bacaan Alquran akan datang memberi syafaat pada orang-orang yang gemar membacanya.
Dua redaksi hadis diatas memberi gambaran pada kita bahwa betapa pentingnya kedudukan dua ibadah tersebut, yakni, berpuasa dan membaca Alquran sebagai penyelamat bagi kita dari siksa neraka.
Satu yang perlu dicatat dari kedua ibadah tersebut adalah baik puasa maupun membaca Alquran akan membawa kita lebih dekat lagi dengan ALLAH serta menjauhkan diri dari dosa dan maksiat. Sehingga keduanya pantas dijadikan perantara yang akan membawa kita pada keselamatan dunia dan akhirat.
Karena itu, penting bagi kita untuk istiqomah dan menjalankankan kedua ibadah tersebut dengan sebaik mungkin, khususnya di bulan Ramadan ini. Tujuannya, tentu saja agar kita mendapatkan syafaat seperti yang dimaksud diatas. Dan menyelamatkan diri kita dari bahaya siksaan neraka.
Dengan berpuasa, kita akan terjaga dari perbuatan maksiat dan merasa selalu diawasi setiap saat. Sedangkan membaca Alquran akan membawa kita pada suasana hanya ingin dekat selalu dengan ALLAH. Dan kolaborasi keduanya akan membawa kita kepada berhati-hati dan menjaga diri dari dosa serta terhindar dari azab neraka.
Tak ada yang lebih istimewa selain mendapatkan syafaat pada hari pembalasan nanti. Semoga kita tergolong kepada orang-orang yang mendapatkannya.
(EL)
Yogyakarta, 24032024