Libur Sekolah di Bulan Ramadan Selama Menjadi Guru
Bahkan orang dulu, tiga bulan menjelang ramadan sudah mulai mengurangi pekerjaan rutin. Dan mempersiapkan diri sepenuhnya ketika berada di bulan Ramadan. Sepenuhnya kegiatan melaksanakan ibadah selama bulan Ramadan.
Rasanya masa itu memang wajar saja, orang lebih terfokus beribadah saja. Termasuk juga anak-anak usia sekolah. Pergi ke mushola, masjid, memperdalam ilmu-ilmu agama. Seperti mengaji, tadarusan, berlatih ceramah, dan lain sebagainya.
Kondisi juga waktu itu mendukung. Setiap orang belum mengenal gadget. Kampung-kampung juga masih sunyi. Dan penduduknya juga sedikit. berbeda jauh dengan sekarang yang serba canggih.
***
Kebiasaan selama bulan Ramadan
Selama bulan Ramadan tiap orang mengisinya berbeda-beda. Tetapi kebanyakan memperdalam ilmu agama, dengan belajar membaca Alquran, beritikaf di masjid. Ataupun mendengarkan ceramah di masjid, surau ataupun langgar.
Pada malam harinya, biasanya tadarusan, menjalankan sholat malam seperti sholat tarawih, witir, tahajud. Dan bisa juga beritikaf sambil beribadah sepanjang malam di saat-saat malam turunya lailatul qadr.
Waktu saya sekolah juga bisa diisi dengan mengikuti pelatihan cara memandikan jezazah. Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan rukun kematian. Atau bisa juga oleh sekolah yang bekerjasama dengan tokoh agama.
Bisa juga melakukan pelatihan sholat fardhu kifayah yang dilaksanakan remaja masjid di kampung saya waktu itu. Sehingga selama bulan Ramadan kaya dengan kegiatan keagamaan.
***
Di akhir tulisan ini saya menarik sebuah kesimpulan libur sekolah selama bulan Ramadan selama sebulan penuh, terlihat dari mana kita memaknainya.
Libur diawal puasa juga seperti kebijakan pemerintah saat ini juga baik dari segi pandangan seorang guru. Karena anak-anak bisa mengikuti pesantren kilat. Lebih terarah dan terfokus karena dikoordinir oleh sekolah.