Adinda Shafiyah
Adinda Shafiyah Mahasiswa

Santri ugal-ugalan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Toleransi Menguatkan Persaudaraan Menciptakan Keharmonisan dan Kedamaian

17 April 2022   15:08 Diperbarui: 17 April 2022   15:17 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi Menguatkan Persaudaraan Menciptakan Keharmonisan dan Kedamaian
Ilustrasi Toleransi. (Bola.com/Pixabay)

Makanan yang hidangkan pun pastinya halal, karena pesan katering di tempat muslim juga alat-alat makannya serta disediain juga kue-kue kering buatan muslim pastinya. Karena kami sendiri yang melihatnya, diantar langsung oleh pemilik kateringnya. Hingga kelas 5, temanku ini pindah sekolah karena ayahnya dipindah tugaskan entah kemana aku tidak tahu. Dia tidak bilang apa-apa pada kami sekelas. 

Hanya dijemput oleh ibunya saat istirahat lantas bilang kalau anaknya ini akan pindah sekolah. Meninggalkan kami di gerbang sekolah. Itulah pertemuan terakhirnya dengan kami dan setelah itu aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Sedih rasanya. Kuingat sebelum pindahannya itu dia sempat memintaku untuk mengajarkannya menulis aksara Arab. Dan aku dengan senang hati mengajarkannya.

Kemudian saat SMP, di angkatan kami juga ada dua teman yang non-muslim. Yang satu sekelas denganku, satunya lagi beda kelas. Alhamdulilah nya... yang sekelas denganku ini saat kelas 1 itu juga dia menjadi muallaf. Temanku yang satunya lagi tetap dalam keyakinannya. Orangnya sangat pandai menari. 

Dia juga sangat toleransi dengan kami. Pernah satu dua kali dia terpilih untuk menari di acara perpisahan kakak-kakak kelas kami. Berhubung tari yang akan ditampilkan adalah tarian daerah, maka otomatis pakaian tarinya adalah sesuai dengan standar daerah. Karena daerah kami mayoritasnya muslim maka untuk penari perempuan menggunakan kerudung. 

Temanku ini bahkan dengan senang hati untuk juga menggunakan kerudung pada saat pementasan tari, tanpa paksaan dari siapa pun. Saat Natalan pun dia selalu mengundang kami seangkatan ke rumahnya. 

Seperti biasanya makanan punya kita disendirikan. Dimasakin langsung oleh tetangga belakang rumahnya. Dan setelah makan, dia juga bagi-bagiin kuti-kuti ke kami. Bahkan saat kami sudah menjadi alumni pun, masih saja diundang. 

Saat ini aku sudah masuk perkuliahan. Toleransi selalu mengikuti alur hidupku. Sendirian pergi merantau, lantas bertemu dengan seorang non-muslim dari daerah lainnya yang ternyata pernah tinggal di daerahku sebelumnya. Kami pun berteman layaknya saudara. Memang dalam agama, kami berbeda tapi dalam selera makanan kami sama.

Ilustrasi Toleransi. (Unsplash)
Ilustrasi Toleransi. (Unsplash)

Tentunya toleransi sangatlah penting dalam kehidupan. Toleransi juga salah satu cara untuk hidup dalam masyarakat yang damai. Tidak masalah untuk tetap berpegang pada nilai-nilai diri sendiri. Namun, menerima dan menghormati nilai-nilai orang lain juga dilakukan.

Melalui toleransi, bisa melahirkan kasih sayang antar sesama hingga menguatkan tali persaudaraan yang akhirnya terciptalah keharmonisan dan kedamaian.

Untuk itu aku sangat bersyukur, Allah SWT mempertemukanku dengan orang-orang baik selama ini. Semoga saja toleransi bisa terus mengikuti alur hidup di mana pun diri ini berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun