Melatih Siswa SD Membaca Masyarakat dengan Berbagi Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Ada dua jenis zakat yang ada yaitu zakat harta (mal) dan zakat fitrah. Jenis zakat yang ke ua merupakah rangkaian kegiatan puasa ramadan.
Pada umumnya zakat fitrah dititipkan kepada panitia zakat, baik panitia masjid/musala maupun melalui sekolah. Bagi sekolah tingkat lanjutan atas (SMA/SMK) kegiatan pengumpulan sampai pembagian bisa dilakukan oleh siswa, walaupun tetap dalam pengawasan guru.
Sedangkan untuk anak SD, membutuhkan sentuhan langkah yang edukatif guna menanamkan nilai-nilai zakat kepada siswa. Salah bentuk kegiatan yang bisa dilakukan adalah melibatkan siswa dalam pembagian zakat fitrah.
Memanfaatkan momen akhir ramadan yang penuh berkah, perlu kiranya menyemai mata hati siswa terhadap masyarakatnya melalui berbagi zakat. Apabila area distribusi tersebar di berbagai desa, maka juga perlu pembagian kelompok dalam pembagian.
3 Nilai yang Bisa Diperoleh Siswa Dalam Kegiatan Pembagian Zakat Fitrah
Ada beberapa nilai ketika sekolah melibatkan siswanya dalam pembagian zakat fitrah dengan sasaran masyarakat yang membutuhkan. Setidaknya ada 3 nilai edukatif yang dapat diserap oleh siswa.
a. Siswa memahami bahwa zakat fitrah merupakan rangkaian yang wajib dilakukan dalam pelaksanaan puasa ramadan (bagi yang mampu)
Pembelajaran agama bagi siswa SD akan lebih tepat guna dan tepat fungsi adalah pembiasaan dan praktik (walaupun konsep dan teori tetap dibutuhkan).
Melalui praktik langsung siswa akan berada dalam dunia nyata yang mereka lihat dan rasakan. Demikian juga dalam proses mengetahui dan memahami tentang zakat fitrah.
Mengingat mereka dilibatkan dalam proses pembagian zakat, mereka akan belajar secara kontekstual tentang arti penting zakat fitrah dalam kaitannya dengan puasa ramadan.
Secara tidak langsung, mereka telah belajar tentang hukum zakat fitrah, jenis bahan makan yang dizakatkan, waktu pembayaran, sasaran zakat fitrah, dll.
Oleh sebab itu, langkah-langkah yang partisipatif dengan melibatkan siswa: hendaknya perlu dirancang dengan baik agar anak-anak sejak usia SD sudah terkonstruksi kognisinya tentang arti penting zakat fitrah bagi kemaslahatan kehidupan umat manusia.
b. Siswa memahami bahwa sasaran pembagian zakat fitrah lebih tepat kepada fakir miskin
Memahamkan secara teori tentang sasaran zakat fitrah memang perlu dilakukan oleh sekolah melalui pembelajaran agama. Pemahaman secara teori lebih bersifat abstrak yang berada dalam alam pikiran siswa saja.
Namun ketika siswa diajak secara langsung di tengah kehidupan nyata, maka akan memunculkan sikap empati dan konsep secara riil tentang realita kehidupan yang diamati dan dicermati. Di sinilah kecerdasan emosi siswa secara langsung akan terasah.
Demikian juga dalam pembagian zakat fitrah. Ketika mereka dilibatkan dalam pembagian zakat fitrah, mereka secara langsung akan memahami tentang sasaran yang tepat dalam pembagian zakat fitrah.
Selanjutnya siswa akan bisa memperoleh pengetahun dan pemahaman secara nyata tentang "sosok fakir miskin" sesungguhnya. Dilibatkannya siswa dalam pembagian zakat, secara langsung mereka akan belajar tentang siapakah fakir miskin itu, mengapa fakir miskin perlu diberi zakat fitrah, bagaimana kondisi fakir miskin itu, mengapa bisa menjadi fakir miskin. Dengan demikian berbagi zakat dapat melatih siswa bisa membaca masyarakat.
c. Siswa belajar membaca secara riil kondisi masyarakat yang ada di sekitar sekolah
Keberadaan sekolah sebisa mungkin dapat mengenalkan dan mendekatkan siswanya dengan lingkungan sekolah bai kalam maupun socialnya. Pengenalan lingkungan sosial yang utama adalah pengenalan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.
Salah satu kondisi sosial-ekonomi adalah tentang kehidupan sehari-hari masyarakatnya, terutama kondisi sosial-ekonomi bawah (fakir miskin).
Oleh sebab itu sekolah dapat menjadikan momen keagamaan ini dengan melatih siswa bisa membaca masyaraktnya dengan berlatih berbagi zakat fitrah. Langkah ini sebagai upaya melatih siswa bisa membaca secara riil kondisi masyarakat yang ada di sekitar sekolahnya.
Sekolah mempunyai banyak ragam cara dalam menanamkan nilai-nilai agama yang implementatif kepada para siswanya. Apalagi siswa pada ting SD, merupakan tahap yang ideal dalam penanaman pondasi praktik baik nilai-nilai agama, salah satunya adalah pelaksanaan zakat fitrah.
Pelaksanaan pembagian zakat fitrah dapat melatih siswa membaca masyarakat di lingkungan sekolahnya.