"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com
Berbuka dengan Pisang Epe dan Sambal
Biasanya kalau di pulau Jawa makan pisang identik dengan yang manis-manis. Pisang bisa dimakan langsung, dibuat pisang goreng, dibakar jadi pisang keju, atau bentuk pisang lain tapi rasanya tetap manis. Namun kalau ke luar Jawa, entah Kalimantan, Sulawesi, atau Maluku, pisang justru disantap dengan sambal. Unik bukan? Seperti apa rasanya pisang yang notabene manis dimakan dengan sambal.
Saya pertama kali makan pisang bersambal ketika berdinas ke Ternate, Maluku Utara. Awalnya saat bersantai di pantai sambil menunggu buka puasa, kita pesan makanan yang unik khas daerah tersebut. Penjaga warung menawarkan pisang epe, dan saya langsung memesannya karena rada asing mendengar namanya. Saat dihidangkan, saya agak kaget karena pisangnya digoreng pipih dan diberi bumbu sambal. Buat orang dari Jawa seperti saya ini tentu aneh di lidah karena pisang yang rasanya manis malah dicocol bumbu pedas. Rasanya persis nano-nano, manis pedas asin asam.
Sambalnya seperti sambal terasi yang dicampur nanas, khas Indonesia Timur, jadi rasanya manis pedas. Pisangnya sendiri dipilih dari pisang kepok yang biasa dibuat untuk pisang goreng. Hanya cara penyajiannya pisang dipotong memanjang dari atas ke bawah, dibuat 2-3 potongan hingga tampak pipih, lalu digoreng atau dibakar. Sebelum digoreng atau dibakar pisang dicelupkan dalam bumbu yang berisi campuran air, garam, bawang putih yang digeprek, dan sereh.
Rupanya pisang epe tidak hanya ada di Ternate saja, tapi juga hampir di seluruh Indonesia kecuali di Jawa. Saya pernah mencoba di Balikpapan, Ambon, Makassar, Kupang, hingga ke Jayapura. Bentuknya dan cara penyajiannya hampir sama, hanya beda tipis di sambalnya saja. Ada yang pedas, manis pedas, atau asam pedas. Rata-rata pisangnya dipotong membentuk sisir atau mirip keripik pisang kalau digoreng kering. Kadang ada juga yang divariasi dengan taburan keju atau mayonaise, bukan dengan yang manis.
Sayapun mencoba mengolah sendiri di rumah, namun memang rasanya tak seperti yang dijual di warung kopi pinggir pantai. Sambalnya menggunakan sambal terasi yang sudah jadi, ditambah bawang dan gula sedikit agar terasa manis pedas. Pisangnya menggunakan pisang kepok dan digoreng seperti keripik namun tetap empuk, tidak terlalu kering. Setelah selesai digoreng pisang disajikan dengan sambal dan teh manis hangat, lengkap sudah menu takjil berbuka puasa.
Pisang epe juga bisa menjadi alternatif cemilan untuk takjil di bulan puasa kalau bosan dengan gorengan atau kue-kue basah. Paling enak menyantapnya dengan kopi panas atau bisa juga dengan teh manis hangat, namun kurang cocok bila disandingkan dengan es buah atau minuman dingin. Dua atau tiga potong cukup untuk mengganjal perut saat berbuka sebelum shalat dan makan besar. Penasaran? Silakan coba bikin sendiri, gampang dan murah serta mudah didapat bahannya di pasar.
Di tengah wabah corona yang sedang melanda negeri ini, makan buah-buahan seperti pisang harus dilakukan karena mengandung vitamin C dan antioksidan yang berguna untuk meningkatkan imun tubuh. Pisang juga bisa meningkatkan pencernaan, mencegah asma, memperkuat jantung karena mengandung kalium dan magnesium, serta ginjal karena mengandung potasium. Oleh karena itu banyaklah makan buah-buahan untuk mencegah timbulnya penyakit serta meningkatkan daya tahan tubuh.