Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Guru

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru Inspiratif Era Kurikulum Merdeka (2024) |Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Target Ramadhan 1445 H: Menjadi Pribadi Produktif Skala Holistik

12 Maret 2024   10:02 Diperbarui: 12 Maret 2024   10:35 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Target Ramadhan 1445 H: Menjadi Pribadi Produktif Skala Holistik
Pribadi

Islam memerintahkan kepada umatnya untuk menjadi pribadi yang produktif. Terlihat dari diwajibkannya shalat lima waktu pun sudah menjadi cerminan dari produktivitas. Ukuran produktif  seorang muslim sudah dijelaskan didalam Al Qur'an salahasatunya Q.S Al-Asr ayat 1-3 bahwa,"Demi masa, Sungguh. Manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran."  Jadi paling tidak terdapat 3 indikator produktif dalam ayat ini yakni menghargai waktu, melakukan kebaikan, saling memberi nasehat baik untuk kebenaran maupun kesabaran.

Didalam hadis Nabi Muhammad SAW yang sering kita dengar pun mengatakan " Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya". Ini menandakan bahwa setiap waktu seorang muslim/ muslimah yang beriman harus mempunyai target untuk mengisi waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat. 

Ketika penulis mengajarkan kepada peserta didik di sekolah mengenai Bab Berkompetisi dalam Kebaikan disana pun ada kutipan kalimat yang harusnya menjadi landasan hati dan pikiran kita dalam menjalani kehidupan yakni "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung, dan barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia tergolong orang yang celaka"

Setidaknya ada dua hal yang harus menjadi target seorang muslim/muslimah tidak terkecuali penulis. Target tersebut adalah Target Rohani dan Target Jasmani. Target rohani adalah batas ketentuan mengenai komitmen yang akan dicapai dari sisi ukhrawi sedangkan target jasmani adalah batas ketentuan mengenai komitmen yang akan dicapai dari sisi duniawi.

Target Rohani

Pada buku berjudul Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan karya penulis disebutkan pada halaman 21 bahwa menurut KH Sholeh Darat ada 3 tingkatan dalam ibadah yakni

  • Ibadah Abidin yakni orang yang ahli ibadah menjaga amalannya dari riya, ujub, beramal hanya karena Allah seraya mengharap pahalanya dan merasa takut akan siksa neraka.
  • Ibadah Muhibbin yakni orang yang mencintai Allah, beramal karena Allah dengan tujuan untuk memuliakan Allah, tidak untuk meminta pahala kepada Nya, tidak pula sekedar untuk berlindung dari siksa Nya.
  • Ibadah Arifin yakni orang yang mengenal Tuhannya, bahwa Allahlah yang menggerakkan dan mendiamkan dirinya, ia tidak mempunyai daya upaya dan kehendak. Jadi semua amal yang dikerjakannya semata-mata ia sadar bahwa Allah juga yang menggerakkan dalam takdir taat

Penulis pun bercita-cita kelak suatu saat dapat mencapai kategori tingkatan ibadah Arifin ini. Karena inilah puncak dari ibadah. Biasa kita kenal dengan ihsan. Ihsan adalah ketika kita beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya (makna mazazi), Jika kita tidak dapat melihat Allah maka yakinlah Allah melihat seluruh aktivititas kita. Adapun untuk target ramadhan tahun ini adalah masih menyempurnakan dalam tingkatan ibadah abidin.

Adapun untuk menyempurnakan dalam kategori ibadah abidin. Rasulullah SAW bersabda bahwa " Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhir adalah terbebas dari neraka (H.R Baihaqi). Hadis ini kategorinya adalah dhaif,namun walaupun dhaif masih dapat digunakan dalam fadhail amal ( keutamaan beramal) yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan amal ibadah kita. Dilansir dari website AlaNu Adapun syarat hadis dhaif dapat digunakan adalah pertama, tidak berhubungan dengan akidah , kedua tidak berhubungan dengan hukum syariat seperti halal dan haram. Lantas bagaimana caranya mendapatkan rahmatnya Allah pada 10 hari pertama di bulan puasa? Beirkut target yang penulis akan lakukan. 

  • Memperbanyak membaca Al Qur'an dengan niat tadabbur. tadabbur adalah aktivitas merenungi ayat-ayat Al Qur'an dengan kondisi keadaan diri.
  • Selalu berusaha melakukan apa yang disukai oleh Allah SWT seperti membukakan orang berpuasa, tidak menggunjing/ghibah, dan lainnya.
  • Memperkuat silahturahmi baik melalui bertemu langsung maupun melalui dunia maya seperti whatshapp, instagram, dan lainnya.
  • Paling tinggi dari aktivitas mendapatkan rahmat Allah SWT adalah dengan memaafkan orang yang sudah mendzalimi kita dan berbuat baik kepadanya. Seperti kata Gus Baha bahwa kita jangan didikte oleh perilaku manusia, tetapi mulai dilatih untuk hanya bisa didikte oleh Allah SWT. Ada cerita mengenai ini bahwa ada orang mulia yang dipanggil oleh tetangganya, namun tetangganya itu niat hanya mengerjai saja dengan tidak membukakan pintu, sebanyak 3 kali akvititas itu dilakukan tetapi orang mulia tadi tetap mendatangi tetangganya tersebut tanpa ada dendam, dan amarah karena dikerjai. ketika panggilan berikutnya tetangga tadi membukakan pintu kepada orang mulia tersebut dan bertanya , " Mengapa engkau tidak marah, padahal aku sudah beberapa kali memanggilmu dan tidak kubukakan pintu ini ? orang mulia itu menjawab " berbuat baik kepada tetangga itu adalah perintah Allah, aku hanya mencari ridhonya Allah agar mendapatkan rahmatnya, sedangkan sikapmu kepadaku itu bukan urusanku"

Target Jasmani

Didalam buku "Generasi Produktif" karya dari Ahmad Rifa'i Rif'an pada halaman 34 bahwa tuliskan aktivitas-aktivitas yang akan kita lakukan, lalu beri batasan, kira-kira butuh waktu berapa lama untuk bisa menyelesaikan tugas atau aktivitas tersebut. Di buku ini juga dikatakan pada halaman 17 bahwa dalam melaksanakan aktivitas tersebut gunakan teknik podomoro. Teknik ini diperkenalkan oleh Francesco Cirillo pada awal 90-an. Bagaimana caranya ?

  • Tentukan tugas apa yang mau anda kerjakan : Penulis akan mengisi hari-hari untuk meningkatkan value diri baik sebagai guru maupun suami selama bulan Ramadhan ini dengan membaca buku, menulis, menonton video youtube inspirasi, push up dan sit up sebanyak 20 kali sehari.
  • Kerjakan tugas dengan totalitas dalam 25 menit, dalam 25 menit fokus saja mengerjakan tugas yang sudah direncanakan, jangan selingi aktivitas lainnya.
  • Setiap 25 menit, ambil istirahat selama 5 menit. Dalam 5 menit itu,silahkan melakukan aktivitas apapun seperti melihat media sosial, merebahkan badan, dan lain-lain tapi ingat hanya  5 menit.
  • Lalu kerjakan tugas anda lagi untuk 25 menit berikutnya. 
  • Ketika Anda sudah mengerjakan tugas selama 100 menit ( 4 x 25 menit yang terpisah-pisah), maka anda bisa beristirahat lebih lama yaitu 15-20 menit.

Teknik pomodoro ini muncul karena otak manusia dapat bekerja secara maksimal saat dalam keadaan fokus, otak bisa fokus hanya dalam jangka waktu yang relatif pendek, dan mengistirahatkan otak secara teratur dapat menjaga pikiran agar tetap prima.

Penulis kemarin sudah membeli 10 buku di Gramedia untuk menemani 30 hari Ramadhan ini. Semoga Allah berikankan kelancaran kepada kita semua dalam menuntaskan target yang sudah direncanakan. Mari Semangat Berpuasa dengan aktivitas bermanfaat yang akhirnya PPH kita naik. PPH adalah Pribadi Produktif yang Holistik ! 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun