Ghina Nur Syifana
Ghina Nur Syifana Mahasiswa

Mahasiswa semester 4 yang memiliki minat pada industri media

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Pagi Haru Siang Turu, Mengintip Nuansa Unik Ketika Idul Fitri

16 April 2024   21:00 Diperbarui: 16 April 2024   21:01 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagi Haru Siang Turu, Mengintip Nuansa Unik Ketika Idul Fitri
Keluarga Berfoto Bersama Merayakan Hari Raya Idul Fitri | Foto: Getty Images Signature 

Setelah melaksanakan ibadah puasa satu bulan lamanya, tibalah waktu untuk seluruh umat muslim merayakan hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri dengan penuh sukacita. Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran adalah salah satu hari besar umat islam yang setiap tahunnya akan disambut dengan beragam tradisi yang memberikan kehangatan untuk kita semua.Perayaan Idul Fitri biasanya identik dengan malam takbir dimana masyarakat mengumandangkan takbir sembari menabuh bedug, kemudian saling bertukar parcel atau hampers lebaran, pakaian baru dan pembagian THR yang sangat dinanti khususnya oleh anak-anak. Tidak lengkap rasanya jika Lebaran tanpa kehadiran ketupat, opor dan rendang sebagai menu utama. Selain itu perayaan Idul Fitri juga erat dengan kue kering seperti nastar, putri salju dan masih banyak lagi.

Akan tetapi semua perayaan tersebut dilaksanakan dengan cara yang berbeda di masing-masing daerah Indonesia, karena menyesuaikan tradisi turun temurun di daerah tersebut. Beberapa daerah Indonesia juga memiliki adat dan budayanya sendiri untuk turut serta memeriahkan Hari Raya Idul Fitri.

Seperti bakar gunung api tradisi dari Bengkulu, grebeg syawal dari Yogyakarta, perang topat Lombok dan masih banyak lagi. Pelaksanaan tradisi-tradisi tersebut dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur mereka, tidak semata-mata untuk bersenang-senang saja

Lebaran juga ditandai dengan tradisi yang cukup fenomenal setiap tahunnya dimana masyarakat yang berbondong bondong pulang kampung atau mudik. Sehingga Lebaran menjadi momen dimana berkumpul kembali dengan keluarga besar yang pulang merantau.

Dengan adanya beragam tradisi tersebut, setiap tahun saat Idul Fitri tiba selalu diisi dengan riuh keramaian dan kegembiraan, menjadi fenomena dengan makna tersendiri. Akan tetapi suasana Lebaran tidak selalu soal rasa haru dan gembira, Lebaran juga memiliki sisi lain yang masih menjadi bagian perayaan itu sendiri.

Beragam Sisi Idul Fitri

Bagi Kinan dan Anes Hari Raya Idul Fitri menjadi momen untuk kembali ke pelukan keluarga, melepas rindu dan memberi maaf setelah merantau selama bulan Ramadhan. Mereka menyampaikan bahwa ketika Lebaran juga ada banyak sanak saudara jauh yang berusaha untuk datang berkumpul demi silaturahmi dan mempererat ikatan keluarga.

“Walaupun cuman sehari dua hari Itu tuh benar-benar sesuatu yang spesial karena setahun sekali kita kumpul di luar itu (lebaran) gak pernah ngumpul karena kan kalau keluarga aku kan pisah-pisah semua.” ungkap Kinan.

Selain berkumpul dan silahturahmi, salah satu tradisi yang mengawali perayaan Hari Raya Idul Fitri adalah salat idul fitri dimana seluruh umat muslim berkumpul di masjid atau lapangan untuk melaksanakan salat bersama sebagai bentuk syukur atas berkah Ramadhan yang telah diterima. Momen ini sangat terasa makna kembali “kepada fitrah Islamiyah” yang sesungguhnya, sehingga memberikan getaran yang berbeda.

Setelah salat idul fitri biasanya masyarakat akan mulai bersilaturahmi atau halal bi halal yang mana mereka mulai mengunjungi keluarga, tetangga atau untuk saling memaafkan dan merayakan hari raya bersama. Momen tersebut menambah rasa haru dan memancarkan kehangatan.

Dhai menjelaskan bahwa lebaran baginya merupakan momen dengan rasa haru yang mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan keluarga dengan saling memaafkan. “Lebaran tuh jadi momen saling minta maaf dan memaafkan selain kumpul keluarga, terutama keluarga besar yang biasanya jarang ketemu.“ ujar Dhai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun