Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Jangan Pajang Info Perjalanan di Medsos Biar Rumah Aman Ditinggal Mudik
Tak bisa dihindari, bahwa di era yang serba digital ini semua akses informasi dengan mudah didapatkan oleh para pencari informasi. Salah satunya, gampang menemukan informasi tersebut melalui aktivitas penggunaan media sosial alias medsos.
Coba saja, amati akun medsos seseorang misalnya di Facebook, Instagram, Youtube, WhatsApp, dan medsos lainnya. Di situ, kita akan menemukan banyak informasi gratis yang disampaikan oleh pemilik akun.
Banyak pemilik akun medsos yang begitu rutin 'memamerkan' aktivitas hariannya di medsos. Entah bertemu kolega, makan-makan, bepergian, atau menjalankan rutinitas lainnya.
Apalagi mulai bermunculan konten kreator yang kejar tayang di akun medsos. Semakin ramai dunia permedsosan. Dari konten yang biasa-biasa saja hingga yang membahayakan diri, bahkan berujung maut.
Tidak apa-apa, makin ramai menunjukkan makin banyak orang yang memanfaatkan medsos yang tersedia. Namun perlu bijak dalam memanfaatkan medsos. Selalu ada dua sisi layaknya mata uang, sisi positif dan sisi negatif.
Pilihan dikembalikan kepada masing-masing pemanfaat, seperti apa ia harus menggunakan medsos tersebut dalam mendukung kegiatan bermanfaatnya.
Ada satu hal yang barangkali tidak disadari seseorang. Menginformasikan alias upload kisah perjalanan mereka ketika mudik. Lengkap dengan kendaraan, jumlah orang, barang bawaan, dan rute perjalanan mudik.
Nggak bahaya tah? Ya bahaya tah kalau menurutku. Apalagi ada diskusi terbuka dalam medsos. Memudahkan maling menyatroni rumah yang ditinggal mudik.
Saking asyiknya, rute perjalanan, berapa hari mudik, dan alamat rumah pun diinformasikan di medsos. Nah, peluang buat maling untuk menyatroni rumah yang ditinggal mudik.
Meninggalkan rumah tanpa ada yang menunggu itu memang menimbulkan perasaan khawatir. Banyak pikiran yang berkecamuk, dan sering muncul kata jangan-jangan.
Jangan-jangan terjadi kebakaran saat rumah ditinggal mudik? Jangan-jangan rumah dimasuki maling kala ditinggal pergi?
Ah, jangan-jangan tanaman kesayangan di rumah pada mati kekeringan selama ditinggal seminggu? De el el.