Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.
Bicara Finansial di Bulan Ramadan saat Ekonomi Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Ramadan adalah momen istimewa bagi umat Muslim, penuh dengan keberkahan dan kebersamaan.
Namun, siapa yang akhir-akhir ini merasa tenang melihat kondisi ekonomi di sekitar kita? Bahkan, kondisi saya sendiri sebagai penulis tulisan ini.
Ramadan kali ini, di tengah krisis ekonomi saat ini, banyak keluarga termasuk keluarga kami yang menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan agar tetap sehat selama bulan suci ini. Ya sehat jiwa, ya sehat dompetnya!
Kenaikan harga bahan pokok, biaya kebutuhan sehari-hari, serta godaan konsumtif bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik.
Belum lagi jika bicara kata lebaran. Ada kebutuhan anak-anak, uang amplop, mengunjungi sanak saudara yang tentunya tanpa bisa hanya melambaikan tangan kosong, serta kebutuhan lain yang sesungguhnya bukanlah primer tapi menjadi standar umum sosial.
Menghadapi itu semua, tentunya kita perlu menerapkan strategi agar ramadan tetap berkah tanpa mengorbankan kesehatan finansial keluarga.
Intinya, Dahulukan yang Utama
Bicara finansial sehat dalam kaca mata ilmu ekonomi, sesungguhnya hanya ada di kata kunci kebutuhan primer.
Ini artinya, kita harus mampu mendahulukan kebutuhan yang paling utama, dan mengesampingkan apapun yang tidak utama.
Makan sekeluarga, itu utama. Kebutuhan pendidikan anak-anak seperti bayar biaya sekolah, itu pun kebutuhan yang pertama harus didahulukan. Belum lagi zakat.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025