Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Guru

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan dalam Pandangan Rasulullah: Hidup Sederhana, Tanpa Pemborosan dan Sampah

13 Maret 2025   15:08 Diperbarui: 13 Maret 2025   15:08 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan dalam Pandangan Rasulullah: Hidup Sederhana, Tanpa Pemborosan dan Sampah
Ilustrasi pemandangan masjid (Sumber: REIMUSS via istockphoto)

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang kesederhanaan, pengendalian diri, dan kepedulian terhadap sesama. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dalam menjalani Ramadan dengan penuh kebijaksanaan, termasuk dalam hal konsumsi makanan dan menjaga kebersihan lingkungan. Namun, di zaman sekarang, Ramadan justru sering kali diiringi dengan perilaku konsumtif yang berlebihan, menghasilkan limbah makanan dan sampah plastik dalam jumlah besar.

Sebagai seorang nabi yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang mencintai kebersihan dan keseimbangan. Dalam hadis riwayat Muslim, beliau bersabda, "Kebersihan adalah sebagian dari iman." Kebersihan yang dimaksud bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagaimana kita mengelola makanan dan sampah.

Rasulullah SAW sendiri menjalani Ramadan dengan sangat sederhana. Beliau berbuka hanya dengan kurma dan air, lalu makan secukupnya untuk menjaga kesehatan dan kekuatan dalam beribadah. Dalam sebuah hadis riwayat At-Tirmidzi, beliau bersabda, "Tidaklah anak Adam memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya." Dari sini, kita belajar bahwa makan berlebihan bukan hanya tidak dianjurkan, tetapi juga bisa menimbulkan pemborosan yang berujung pada penumpukan sampah.

Namun, apa yang kita lihat saat ini? Banyak umat Islam yang justru menjadikan Ramadan sebagai momen konsumsi besar-besaran. Berbagai hidangan takjil dibeli dalam jumlah banyak, meja makan dipenuhi makanan lezat, tetapi tidak semuanya habis dikonsumsi. Akibatnya, makanan terbuang sia-sia, padahal masih banyak orang yang kesulitan mendapatkan makanan untuk berbuka puasa.

Dalam Islam, membuang makanan adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Dalam Surah Al-A'raf ayat 31, Allah berfirman, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." Ayat ini menjadi peringatan bagi kita agar tidak berlebihan dalam makan dan minum, terutama selama Ramadan, di mana kita justru diajarkan untuk hidup lebih sederhana.

Selain makanan, masalah lain yang timbul selama Ramadan adalah sampah plastik. Rasulullah SAW hidup di zaman yang belum mengenal plastik, tetapi beliau selalu mengajarkan prinsip keberlanjutan dan tidak merusak alam. Dalam banyak hadis, beliau menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, termasuk anjuran untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memperlakukan alam dengan baik.

Jika Rasulullah SAW hidup di zaman sekarang, tentu beliau akan mendorong umatnya untuk lebih peduli terhadap limbah yang mereka hasilkan. Beliau mungkin akan mengajak kita untuk membawa wadah sendiri saat membeli makanan, menggunakan peralatan makan yang bisa digunakan kembali, dan mengurangi plastik sekali pakai yang mencemari bumi.

Rasulullah juga mengajarkan pentingnya berbagi kepada sesama. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, beliau bersabda, "Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun." Dengan semangat ini, seharusnya kita lebih memilih untuk berbagi makanan kepada mereka yang membutuhkan daripada membuangnya ke tempat sampah.

Selain berbagi makanan, kita juga bisa mengikuti contoh Rasulullah dalam memanfaatkan kembali sisa makanan. Beliau dan para sahabat tidak pernah menyia-nyiakan makanan. Jika ada makanan berlebih, mereka akan menyimpannya dengan baik atau mengolahnya kembali agar tetap bermanfaat. Dalam konteks modern, kita bisa menerapkan hal ini dengan mengelola sisa makanan menjadi hidangan baru atau membuat kompos dari limbah organik.

Kesederhanaan Rasulullah dalam menjalani Ramadan juga tercermin dalam kebiasaannya yang tidak berlebihan dalam berbelanja. Beliau membeli apa yang dibutuhkan, bukan berdasarkan keinginan semata. Hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kita agar lebih bijak dalam berbelanja selama Ramadan, hanya membeli sesuai kebutuhan agar tidak ada makanan atau barang yang terbuang sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

24 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat

pegadaian  blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 22 
25 Mar 2025

Kasih Bocoran Outfit Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 23
26 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 24
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun