Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kolaborasi Antar-desa: Kunci Selamatkan Pantai Cemare dari Sampah Kiriman

6 April 2025   10:44 Diperbarui: 7 April 2025   09:29 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Cemare Lembar Selatan Lombok Barat (Sumber: Dokpri)

Pagi itu, Pantai Cemare menyuguhkan ironi yang menyentuh batin. Di balik biru laut yang sejatinya membawa ketenangan, terhampar sampah kiriman---jejak kelalaian manusia yang terbawa arus. Harapan akan pagi yang menyegarkan berubah menjadi perenungan: tentang alam yang memberi, dan kita yang sering abai membalasnya.

Bahkan area perkemahan yang berada tak jauh dari pelabuhan tidak luput dari invasi sampah kiriman ini. Sampah-sampah itu mengendap, menggunung di pasir, seakan mengabarkan bahwa laut tak lagi mampu menyimpan luka akibat kelalaian manusia dalam mengelola limbahnya.

Masalah ini tak sekadar perkara estetika. Plastik mikro yang terbawa arus laut akan masuk ke rantai makanan. Ikan yang tercemar kemudian kembali ke meja makan kita. Siklus ini merusak kesehatan dan secara perlahan menggerus kepercayaan pada hasil laut.

Fenomena ini berulang tiap musim hujan. Saat hujan mengguyur, sungai-sungai membawa limbah dari darat menuju laut. Sampah-sampah itu tak hanya mengotori perairan, tetapi juga kembali terdampar di pantai, menciptakan siklus yang tak berkesudahan setiap tahun.

Pemerintah pusat melalui KLHK telah merancang strategi pengendalian sampah, khususnya di Daerah Aliran Sungai (KLHK, Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Laut, 2023). Tapi, strategi ini butuh dukungan kuat di tingkat tapak. Sebab sampah bukan hanya masalah teknis, melainkan juga budaya.

Sampai kiriman di pantai Cemare Lembar Selatan Lombok Barat (SUmber: Dokpri)
Sampai kiriman di pantai Cemare Lembar Selatan Lombok Barat (SUmber: Dokpri)

Solusi tak bisa hanya linier dari hulu ke hilir. Harus ada sinergi lintas desa sepanjang DAS yang secara aktif memutus aliran sampah sebelum mencapai laut. Karena setiap desa punya kontribusi, maka setiap desa pula harus punya tanggung jawab yang sama.

Selama ini prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sering digaungkan dalam banyak forum. Namun, implementasinya mandek jika tidak didukung oleh sistem pengelolaan sampah yang terstruktur. Desa sebagai unit terdekat dengan masyarakat menjadi aktor kunci dalam rantai solusi.

Sebenarnya, peluang itu ada. Permendes 2/2024 memberikan ruang penganggaran Dana Desa untuk infrastruktur pengelolaan limbah (Permendes No. 2 Tahun 2024). Sayangnya, masih sedikit desa yang memanfaatkan kebijakan ini untuk menangani problem sampah secara sistematis dan berkelanjutan.

Pemasangan jaring penahan sampah di muara sungai terbukti efektif di beberapa wilayah (Jurnal Ilmu Lingkungan. Efektivitas Jaring Sampah di Muara Sungai, 2022). Tetapi, tanpa koordinasi antar-desa dari hulu hingga hilir, upaya tersebut seperti menampung air dalam keranjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun