The Power of Taubat, Film Pendek tentang Kehidupan Pesantren yang Penuh Pembelajaran
Dunia ini berisi pujian dan caci maki. Aku sudah tak heran dan tak peduli. Yang terpenting apa yang dilakukan dalam sendiri. Semoga Aku bukan termasuk sang pengkhianat hati.(Ahyad Dian Ramadhani)
Cuplikan kata-kata tokoh utama film "the power of taubat dan kelapangan hati"ini sangat menarik bagi saya meski menceritakan kisah santri anak-anak.
Film yang bikin tobat santri yang ingin kabur ini bagus untuk menanamkan pembelajaran kepada anak-anak yang tidak betah di pesantren dan ingin kabur.
Kurikulum Nasional Baru yang rencananya diadopsi dari kurikulum merdeka, kemungkinan juga akan mewarnai lingkungan pesantren. Meski begitu, pesantren tetap mempertahankan disiplin ketat untuk mencetak generasi yang tangguh dan mempunyai keahlian.
Kurikulum Nasional Baru yang diadopsi dari kurikulum merdeka, memberi keragaman pembelajaran yang sudah diterapkan di pesantren.
Di pesantren para santri dididik ilmu agama, ilmu umum, dan juga diberi kebebasan memilih ekstrakurikuler yang dalam kurikulum Nasional Baru disebut proyek P5.
Berbicara film ini, santri yang tadinya tidak betah di pesantren, justru menjadi santri yang matang secara emosional dan berprestasi.
Dalam film ini, terdapat implementasi taubat dan ketaatan seorang santri yang sebelumnya ingin kabur dari pesantren karena dianggapnya sangat menyusahkan.
Film "The Power of Tabat dan Kelapangan hati" ini menceritakan tentang seorang santri bernama Ahyad Dian Ramadhani yang diperankan oleh Muhammad Mikal R Zaidan dengan apik.
Film ini diawali dengan masuknya Ahyad ke Pondok Al Bahjah. Selanjutnya film yang ditayangkan di YouTube oleh Al Bahjah TV ini mengeksplor kehidupan pondok.