Jainal Abidin
Jainal Abidin Wiraswasta

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Arti Bersyukur

11 Maret 2024   04:56 Diperbarui: 16 Maret 2024   15:36 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arti Bersyukur
pentingnya-bersyukur-65ee2b7e1470934ba3195303.jpg

Arti Bersyukur sumber gambar: maritanityas.com

Syukur, sebuah kata yang mudah untuk dikatakan, tapi sangat sulit untuk dijalankan. Buktinya masih banyak orang yang menggerutu dengan keadaan dan kondisinya sekarang. Sehingga hal tersebut bisa diartikan tidak ikhlas karena tidak terima atau mengingkari atas kenyataan hidup.

Kalau bersyukur hanya sebatas ucapan mungkin bisa dengan mengucapkan alhamdulillah. Sudah banyak orang dari usia anak-anak sampai dewasa yang mampu untuk melaksanakannya. Tapi apa hanya dengan ungkapan itu saja sudah cukup. Itu yang perlu kita kaji terus secara mendalam agar arti bersyukur tidak sebatas di lisan saja.

Lafal alhamdulillah sendiripun terbagi menjadi dua jenis familiar. Alhamdulillah ala kulli hal. Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmus shalihat. Lafal pertama identik kita ucapkan menerima kondisi yang kurang dan tidak kita suka. Sedangkan lafal kedua, identik dengan kita yang sedang menerima nikmat. Semua itu semacam indikasi bahwa dalam makna syukur ada tingkatan kelasnya.

Alhamdulillah ala kulli hal. Tetap saja kita mengungkapkan gembira dan senang atas semua kejadian, kondisi dan keadaan yang kita alami. Tidak hanya dalam susah, sulit maupun terjepit. Ini yang terkadang luput oleh pandangan bersyukur sesungguhnya.

Terlebih jika kita menerima nikmat atas semua yang terjadi. Kita jauh lebih bisa bersyukur saat yang kita terima adalah menyenangkan. Dan kita sangat kesulitan jika yang kita terima adalah sebaliknya. Bahkan hanya untuk mengucapkan syukur alhamdulillah saja, kita telah mampu melewati peristiwa berat yang tadi menimpa kita.

Meski memang semua berawal dari lisan yang diniatkan sehingga menghujam menjadi sebuah tekad. Semua itu terpatri dalam alam bawah sadar sehingga kita termotivasi untuk selalu menerima apa adanya. Tanpa ada rasa iri dan dengki dengan teman dan tetangga sekitar yang menerima lebih dari kita.

Semua itu tidak membuatnya unjuk rasa dengan apa yang diterima dari Rabnya. Ujung-ujungnya kita akan protes dan tidak menerima takdir yang telah digariskan kepada kita. Sehingga menimbulkan stress dan over thinking yang berimplikasi kepada kesehatan jiwa.

Pada dasarnya, rasa syukur yang kita ungkapkan mulai dari lisan yang membawa rasa gembira atas segala kejadian yang menimpa adalah imun alami bagi tubuh kita. Dengan bersyukur, keadaan psikis kita akan menjadi lebih sehat daripada menyesal dan meratapi nasib. Pada akhirnya kita bisa terhindar dari terjangkit oleh penyakit jasmani dan ruhani.

Tindakan preventif sangat perlu kita lakukakan. Karena sakit jasmani kita bisa periksakan dan obati dengan mencari resep dokter dan mendapatkan obatnya di apotek. Sedangkan sakit ruhani, hanya kita sendiri yang bisa merasakan. Maka deteksi sedini mungkin dengan mengenal jenis penyakitnya membuat diri kita akan lebih mudah untuk mencari obatnya. Dengan begitu, kita akan menjadi lebih sehat dan kuat baik secara jasmaniah maupun ruhiah.

Allah SWT selalu bersama orang yang sabar dengan shalat. Maka kondisi shalat inilah yang menjadi uji coba dan tahap latihan kita untuk memaknai rasa syukur. Bagaimana waktu untuk kita bekerja harus berbagi dengan mengutamakan waktu shalat. Menikmatinya bahwa dengan anugerahNya kita bisa melaksanakan atas semua perintah dan menjauhi segala larangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun