📖 Penulis | Jurnalis | Content Writer | Hidup untuk ditulis, menulis untuk hidup, dan apa yang saya tulis itulah diri saya!
Ketika Puasa Justru Memperburuk Kesehatan Mental, Siapa yang Harus Berhati-hati?
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah: 286)
Puasa seringkali dipandang sebagai momen refleksi dan ketenangan spiritual.
Namun, bagi sebagian orang, bulan Ramadan justru bisa menjadi ujian yang lebih berat secara mental.
Stres meningkat, kecemasan memburuk, dan perasaan tertekan semakin menjadi.
Ini menimbulkan pertanyaan, apakah ini bagian dari perjuangan spiritual (spiritual struggle), atau justru tanda bahwa kesehatan mental sedang dalam kondisi kritis?
Ketika Ibadah Berubah Menjadi Beban Psikologis
Ada keyakinan bahwa puasa adalah ajang pembersihan jiwa. Namun, bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki riwayat gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan makan, puasa bisa memperparah kondisi mental mereka.
Sebagai contoh, seorang teman saya, yang sudah lama berjuang melawan gangguan kecemasan, merasa Ramadan menjadi bulan yang penuh tekanan.
Bukannya merasakan kedamaian, ia justru dihantui rasa bersalah karena sulit menjalani ibadah dengan khusyuk.
Rasa lapar dan perubahan pola tidur justru memperburuk kecemasannya, membuatnya lebih mudah marah dan sulit berkonsentrasi.
Di sisi lain, fenomena serupa juga tampak di masyarakat. Tidak sedikit orang yang justru merasa semakin stres saat Ramadan, baik karena tuntutan sosial, ekspektasi tinggi terhadap ibadah, maupun kondisi fisik yang melemah.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat
Kasih Bocoran Outfit Lebaran
MYSTERY CHALLENGE
Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025