Jiebon Swadjiwa
Jiebon Swadjiwa Penulis

📖 Penulis | Jurnalis | Content Writer | Hidup untuk ditulis, menulis untuk hidup, dan apa yang saya tulis itulah diri saya!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Stop! Saatnya Sucikan Ramadan dengan Diet Sampah, Berhenti Lapar Mata dan Menghamburkan Makanan!

14 Maret 2025   05:06 Diperbarui: 14 Maret 2025   07:53 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop! Saatnya Sucikan Ramadan dengan Diet Sampah, Berhenti Lapar Mata dan Menghamburkan Makanan!
Fakta Kelam Ramadan Sampah Meningkat 20 persen (ilustrasi by AI)

Setiap Ramadan, kita sering mendengar ajakan untuk menahan diri, menahan lapar, haus, dan hawa nafsu.

Namun, ada satu hal yang jarang dibahas, bagaimana menahan diri dari konsumsi berlebihan yang berujung pada tumpukan sampah, di saat kita sibuk menjaga perut dari makanan, apakah kita juga menjaga bumi dari limbah?

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31)

Ayat ini sering dikaitkan dengan pola makan sehat, tapi jika kita renungkan lebih dalam, pesan ini juga relevan dalam konteks konsumsi yang lebih luas.

Ramadan seharusnya menjadi bulan refleksi dan kesederhanaan, bukan bulan yang justru memperparah masalah lingkungan dengan peningkatan sampah plastik, makanan sisa, dan kemasan sekali pakai.

Diet Makan vs Diet Sampah

Fenomena sosial yang sering terjadi di Ramadan adalah meja berbuka yang penuh dengan makanan berlimpah, hanya untuk berakhir di tempat sampah.

Ironisnya, di saat kita berbicara tentang berbagi dan kepedulian, kita justru berkontribusi pada pemborosan yang bisa dihindari.

Menurut data KLHK, timbunan sampah makanan di Indonesia meningkat hingga 20% selama Ramadan.

Hal ini mencerminkan kontradiksi dalam cara kita memaknai puasa. Jika puasa adalah latihan untuk menahan diri, mengapa kita justru meningkatkan konsumsi di luar waktu berbuka?

Jika Ramadan adalah bulan pembersihan jiwa, mengapa kita justru mengotori bumi dengan lebih banyak limbah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

24 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat

pegadaian  blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 22 
25 Mar 2025

Kasih Bocoran Outfit Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 23
26 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 24
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun