📖 Penulis | Jurnalis | Content Writer | Hidup untuk ditulis, menulis untuk hidup, dan apa yang saya tulis itulah diri saya!
Stop! Saatnya Sucikan Ramadan dengan Diet Sampah, Berhenti Lapar Mata dan Menghamburkan Makanan!
Setiap Ramadan, kita sering mendengar ajakan untuk menahan diri, menahan lapar, haus, dan hawa nafsu.
Namun, ada satu hal yang jarang dibahas, bagaimana menahan diri dari konsumsi berlebihan yang berujung pada tumpukan sampah, di saat kita sibuk menjaga perut dari makanan, apakah kita juga menjaga bumi dari limbah?
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31)
Ayat ini sering dikaitkan dengan pola makan sehat, tapi jika kita renungkan lebih dalam, pesan ini juga relevan dalam konteks konsumsi yang lebih luas.
Ramadan seharusnya menjadi bulan refleksi dan kesederhanaan, bukan bulan yang justru memperparah masalah lingkungan dengan peningkatan sampah plastik, makanan sisa, dan kemasan sekali pakai.
Diet Makan vs Diet Sampah
Fenomena sosial yang sering terjadi di Ramadan adalah meja berbuka yang penuh dengan makanan berlimpah, hanya untuk berakhir di tempat sampah.
Ironisnya, di saat kita berbicara tentang berbagi dan kepedulian, kita justru berkontribusi pada pemborosan yang bisa dihindari.
Menurut data KLHK, timbunan sampah makanan di Indonesia meningkat hingga 20% selama Ramadan.
Hal ini mencerminkan kontradiksi dalam cara kita memaknai puasa. Jika puasa adalah latihan untuk menahan diri, mengapa kita justru meningkatkan konsumsi di luar waktu berbuka?
Jika Ramadan adalah bulan pembersihan jiwa, mengapa kita justru mengotori bumi dengan lebih banyak limbah?
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat
Kasih Bocoran Outfit Lebaran
MYSTERY CHALLENGE
Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025