Jn. Aether
Jn. Aether Penulis

Hi, I’m Aether, a single-mother, storyteller, poet, and content writer, who likes to share my ideas over a cup of coffee and tea 🍃☕️. Sometimes, the quietest people have a thousand brilliant ideas in their minds.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa dan Xerostomia: Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya!

28 Maret 2024   10:47 Diperbarui: 28 Maret 2024   10:56 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa dan Xerostomia: Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Picture by Klarsmile.com

Puasa merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam di bulan Ramadhan. Saat berpuasa, tubuh kita tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama kurang lebih 13 jam. Hal ini dapat menyebabkan beberapa efek samping, salah satunya adalah xerostomia, atau yang lebih dikenal dengan mulut kering.

Apa itu xerostomia?

Xerostomia adalah kondisi di mana kelenjar ludah tidak menghasilkan air liur yang cukup untuk menjaga mulut tetap lembap. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti dehidrasi, efek samping obat-obatan, dan kondisi medis tertentu.

Mengapa xerostomia bisa terjadi saat berpuasa?

Saat berpuasa, asupan air dan makanan berkurang, sehingga tubuh, termasuk kelenjar ludah, tidak mendapatkan cukup air. Hal ini menyebabkan produksi air liur menurun dan mulut terasa kering. Berikut beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan xerostomia saat berpuasa antara lain:

  • Kafein dan alkohol : Kafein dan alkohol dapat bersifat diuretik, yang berarti dapat menyebabkan tubuh kehilangan air. Hal ini dapat memperburuk mulut kering.
  • Obat-obatan : Beberapa obat-obatan, seperti antidepresan, antihistamin, dan obat tekanan darah, dapat menyebabkan efek samping berupa mulut kering.
  • Kebiasaan Merokok : Merokok dapat menyebabkan berkurangnya produksi air liur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan xerostomia.
  • Kurangnya Konsumsi Serat : Saat berpuasa, seseorang mungkin tidak mengonsumsi makanan yang kaya akan serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Kurangnya serat dalam diet dapat mempengaruhi pencernaan dan produksi air liur.
  • Stres dan Kecemasan : Saat berpuasa, beberapa orang mungkin mengalami stres atau kecemasan yang dapat mempengaruhi produksi air liur. Kondisi emosional ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan mempengaruhi kesehatan mulut.
  • Kurangnya Istirahat : Kurangnya istirahat atau tidur selama bulan puasa dapat menyebabkan dehidrasi dan mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan, termasuk produksi air liur.
  • Kondisi Medis Tertentu : Beberapa kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit autoimun dapat menyebabkan xerostomia. Saat berpuasa, kondisi ini dapat memperburuk gejala xerostomia karena perubahan pola makan dan minum.
  • Pernapasan Melalui Mulut : Saat berpuasa, beberapa orang mungkin cenderung bernapas melalui mulut karena hidung tersumbat atau pernapasan yang tidak lancar. Bernapas melalui mulut secara berlebihan dapat menyebabkan mulut menjadi kering.
  • Kurangnya Aktivitas Fisik : Saat berpuasa, beberapa orang mungkin mengurangi aktivitas fisik mereka untuk menghemat energi. Namun, kurangnya aktivitas fisik dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh dan memperburuk gejala xerostomia.

Apa saja gejala xerostomia?

Beberapa Gejala yang dapat ditimbulkan xerostomia antara lain:

  • Mulut kering dan lengket
  • Kesulitan berbicara dan menelan
  • Suara serak
  • Bau mulut
  • Sariawan
  • Bibir pecah-pecah

Bagaimana cara mengatasi xerostomia saat berpuasa?

Berikut beberapa tips untuk mengatasi xerostomia saat berpuasa:

  • Minum Air Putih yang Cukup

Minumlah air putih minimal 8 gelas per hari saat sahur dan buka puasa. Hindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol, karena dapat membuat tubuh dehidrasi.

  • Konsumsi Makanan yang Mengandung Air

Konsumsi makanan yang mengandung air tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Buah-buahan yang baik dikonsumsi saat sahur dan buka puasa antara lain semangka, melon, dan timun.

  • Gunakan Pelembap Mulut

Gunakan pelembap mulut (oral moisturizer) untuk membantu menjaga mulut tetap lembap. Pelembap mulut tersedia dalam bentuk spray, gel, atau lozenge.

  • Kunyah Permen Karet Bebas Gula

Mengunyah permen karet bebas gula dapat membantu merangsang produksi air liur. Pilihlah permen karet yang mengandung xylitol, karena dapat membantu mencegah gigi berlubang.

  • Hindari Makanan dan Minuman yang Kering

Hindari makanan dan minuman yang kering, seperti biskuit, kerupuk, dan kopi. Makanan dan minuman ini dapat membuat mulut semakin kering.

  • Berhenti Merokok

Merokok dapat membuat mulut kering dan memperparah xerostomia.

  • Periksakan Diri ke Dokter Gigi

Jika xerostomia tidak membaik dengan tips di atas, periksakan diri ke dokter gigi. Dokter gigi dapat membantu mendiagnosis dan mengatasi penyebab xerostomia.

Jenis makanan & minuman apa yang dapat dikonsumsi?

Untuk membantu mengurangi gejala xerostomia, berikut beberapa tips untuk memilih makanan dan minuman yang tepat:

  • Konsumsi Buah-buahan Segar

Buah-buahan segar mengandung banyak air dan serat, yang dapat membantu menjaga kelembapan mulut.

  • Hindari Makanan Pedas dan Terasa 

Makanan pedas dan tajam dapat meningkatkan sensasi mulut kering.

  • Pilih Makanan yang Mudah Dikunyah

Makanan yang mudah dikunyah akan memudahkan proses pencernaan, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan menelan karena mulut kering.

  • Minum Teh Hijau

Teh hijau mengandung antioksidan yang dapat membantu melawan bakteri dalam mulut dan merangsang produksi air liur.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat mengatasi xerostomia dan menjaga kesehatan mulut selama berpuasa. Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter gigi jika Anda memiliki pertanyaan atau concerns tentang kesehatan mulut Anda.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun