Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Guru

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Harapan Demi Harapan di Bulan Suci Ramadan

27 April 2020   05:35 Diperbarui: 27 April 2020   05:45 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harapan Demi Harapan di Bulan Suci Ramadan
Ilustrasi: liputan6.com

Selain itu, saya sebagai ibu dan pendidik, pastinya merasa sangat was-was dengan situasi masa pandemi covid 19 ini. Selalu memikirkan bagaimana anak, keluarga, murid, tetangga, sahabat dan berharap semua terhindar dari paparan virus corona.

Kejenuhan dalam beraktivitas di rumah, benar-benar terasa. Tak hanya anak yang bosan. Saya sendiri juga merasakannya. Tetapi ketika mau ke mana saja rasanya juga khawatir. 

Di tengah perjalanan selalu terucap doa dalam hati agar virus corona segera hilang. Berharap semua keluarga, saudara, sahabat, tetangga selalu dalam lindungan Allah.

Kenapa harapannya seperti itu? 

Dengan terhindarnya dari paparan virus corona maka pastinya badan sehat dan bisa beraktivitas apapun dengan tenang. Bekerja di rumah maupun luar rumah akan terasa lebih ringan, tanpa memikirkan beban karena virus corona.

Ketenangan dalam bekerja memang sangat dibutuhkan agar hasilnya bisa lebih maksimal. Jika hasil maksimal maka tak akan ada beban psikis seperti anggapan bahwa "guru/ pendidik itu makan atau mengambil gaji buta".

Padahal saat ini jam kerja para guru malah bisa tak terikat waktu. Setidaknya itu yang kami alami di lingkungan kami. Ya karena pembelajaran jarak jauh yang harus menyesuaikan orang tua siswa maka penyetoran tugas terkadang sampai larut malam.

Belum lagi memiliki siswa yang tempat tinggalnya adalah lintas propinsi di mana mereka sulit dihubungi juga. Kondisi seperti itu tentu menyulitkan dalam penilaian dan penulisan dalam laporan hasil belajar atau rapor.

Ah...suka duka menjadi orang tua dan pengajar saat masa pandemi tentu melelahkan namun harus tetap dihadapi. Bekerja saat pandemi ini, perjuangannya lebih berat. Namun semoga lelah itu menjadi Lillah.

Bekerja, berusaha memutus mata rantai persebaran virus corona harus terus dilakukan dengan sabar. Tak lupa harus terus berdoa. MendekatiNya dan berdoa agar Allah menolong hamba-hambaNya. Semoga virus corona segera berakhir.

Badai pasti berlalu. Setelah mengalami masa sulit, masa indah telah menanti. Aamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

03 March 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Dear Ramadan, Tahun Ini Aku akan...
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 1 
04 March 2025
Cerita Kocak Pas Sahur
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 2
05 March 2025
Puasa Jalan Terus, Produktivitas Jangan Tergerus
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 3
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun