Kholid Harras
Kholid Harras Dosen

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sedekah yang Berkah: Ikhlas dan Semata Mengharapkan Rido-Nya

18 Maret 2024   00:30 Diperbarui: 18 Maret 2024   00:34 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedekah yang Berkah: Ikhlas dan Semata Mengharapkan Rido-Nya
Sedekah: Kunci Menuju Keberkahan dan Kebaikan Tanpa Batas (alazharpeduli.or.id) 

Dalam bahasa Indonesia istilah 'sedekah' merujuk pada pemberian atau pengeluaran uang atau barang lainnya kepada orang lain tanpa mendapatkan imbalan atau pengembalian dalam bentuk yang langsung. Sedangkan menurut fikih, sedekah memiliki makna yang lebih mendalam dan memiliki peran penting dalam ajaran Islam. Sedekah dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada Allah dan sebagai cara untuk mendapatkan ridha (kebaikan) dari-Nya. Sedekah juga dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada sesama umat Islam dan sebagai cara untuk mendapatkan pahala (balasan positif) dari Allah.

Dalam bahasa Indonesia, istilah 'berkah' merujuk pada keberuntungan atau kesuksesan yang diberikan oleh Allah. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada keberuntungan atau kesuksesan yang tidak secara langsung dapat dijelaskan oleh kondisi atau kemampuan seseorang. Berkah dapat berupa kesehatan, kekayaan, kesuksesan dalam pekerjaan, atau keberuntungan lainnya yang dianggap tidak terduga. Dalam Islam, berkah merupakan imbalan dari Allah kepada umat Islam yang telah menjalankan ibadah dan menjalankan amal shalih (amal yang baik). Berkah juga dianggap sebagai cara Allah untuk menunjukkan kasih sayang dan kebaikan-Nya kepada umat-Nya.

Sedekah yang berkah dalam Islam merujuk pada dua aspek penting: apa yang membuat sedekah berkah dan bagaimana sedekah tersebut dilakukan. Yang membuat sedekah menjadi berkah antara lain setiap sedekah yang diberikan dengan niat yang benar dan tanpa harapan imbalan dari orang lain akan mendapatkan pahala dari Allah. Sedangkan bagaimana sedekah tersebut dilakukan mensyaratkan harus dilakukan dengan niat yang benar, serta harus dilakukan tanpa harapan mendapatkan imbalan dari orang lain tetapi hanya untuk mendapatkan pahala dari Allah.

Dengan demikian, sedekah yang berkah adalah sedekah yang dilakukan dengan niat yang benar, tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain, dan dalam bentuk yang benar, yang dianggap sebagai imbalan dari Allah dan sebagai bentuk kasih sayang kepada umat-Nya. Adapun jenisnya dapat berupa uang, makanan, barang, tenaga,  ilmu pengetahuan, bahkan senyuman tulus.

Bulan Ramadan dianggap sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah karena beberapa alasan penting. Antara lain sedekah dianggap sebagai cara yang efektif untuk menggugurkan dosa karena Allah menyukai orang yang bersedekah dan menyediakan imbalan-Nya sebagai bentuk kasih sayang. Sedekah yang dilakukan selama Ramadan dianggap lebih berharga karena dilakukan dalam konteks ibadah yang lebih intensif serta untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Kemudian melakukan sedekah selama Ramadan dianggap sebagai cara untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan Allah. Allah menyukai orang yang bersedekah dan menyediakan imbalan-Nya sebagai bentuk kasih sayang.

Semoga di bulan Ramadan ini kita dilimpahkan rizki yang berlimpah, yang dengannya kita dapat memperbanyak sedekah untuk meringankan beban ekonomi saudara-saudara kita, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya di Palestina yang kehidupan mereka sangat susah akibat kezaliman zionis Israel. Amin.***

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun