KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Aksiologi Ramadhan

24 Maret 2024   12:57 Diperbarui: 24 Maret 2024   13:47 607 0

Aksiologi Ramadhan

Oleh Subhan Alba Bisyri
Jkt. 24.03.24

Aksiologi merupakan cabang Filsafat, yang membahas etika, estetika, termasuk maksud dan tujuan sebuah diskursus. Dalam hal ini kita bahas diskursus yang berkenaan dengan Ramadhan. Yang menurut hemat saya , ada beberapa hal penting yang perlu ada kajian kritis, diantaranya mengenai untuk apa ada puasa Ramadhan, apa itu Nuzulul kurang?  Kenapa dibulan Ramadhan kebaikan dilipat gandakan ? Dan apa itu Nuzulul Al-Qur'an?

Kita akan membahas tentang "aksiologi puasa Ramadhan, yaitu pemahaman mengenai nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam ibadah puasa selama bulan suci ini.

Pertama. Makna Puasa.
Dalam bahasa Arab, puasa disebut Ash Shyam () atau Ash Shaum (). Secara harfiah, artinya adalah al imsaak (), yang berarti menahan diri.
 
Secara istilah, puasa berarti beribadah kepada Allah Ta'ala dengan menahan diri dari makan, minum, dan pembatal puasa lainnya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Puasa Ramadhan hukumnya wajib berdasarkan firman Allah Ta'ala: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertaqwa" (QS. Al-Baqarah: 183).

Kedua. Hikmah dan Filosofi Puasa Ramadhan. Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, puasa mengajarkan kita mengendalikan hati, pikiran, dan anggota badan dari hal-hal yang bisa menimbulkan dosa.

Puasa membentuk kesabaran dalam beribadah kepada Allah, menjauhi yang dilarang-Nya, dan latihan menghadapi rasa lapar dan kesulitan.

Puasa juga mengajarkan solidaritas sosial dan memunculkan kemaslahatan umat secara menyeluruh.

Ketiga. Keutamaan Puasa.
Puasa merupakan ibadah yang tidak ada tandingannya. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Hendaknya engkau berpuasa karena puasa itu ibadah yang tidak ada tandingannya."

Puasa menggabungkan tiga jenis kesabaran. sabar dalam ketaatan kepada Allah, menjauhi yang dilarang, dan terhadap takdir Allah atas rasa lapar dan kesulitan. Allah Ta'ala menyandarkan puasa kepada diri-Nya: "Setiap amalan manusia itu bagi dirinya, kecuali puasa. Karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalas pahalanya."

Keempat. Dampak Puasa. Dari sudut pandang aksiologi, puasa membentuk kesalehan spiritual dan sosial. Idealitas manusia tercapai melalui puasa, yaitu menjadi orang yang bertakwa. Puasa juga memberikan syafaat di hari kiamat, serta diganjar dengan ampunan dan pahala yang besar.

Harapannya, kita dapat menjalankan puasa Ramadhan dengan penuh kesadaran dan mendekatkan diri kepada Allah. Mari kita tingkatkan ibadah dan berbagi kebaikan di bulan yang penuh berkah ini.

*Aksiologi Nuzulul Qur'an*
Sekarang , kita akan membahas tentang "Aksiologi Nuzulul Qur'an", yaitu pemahaman mengenai nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam proses turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw.

Pertama. Nuzulul Qur'an.
Yang merupakan peristiwa turunnya Al-Qur'an dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam.

Secara bahasa, "Nuzulul Qur'an" berasal dari dua kata: "Nuzul" (menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah) dan "Al-Qur'an" (kitab suci umat Islam). Sehingga, "Nuzulul Qur'an" dapat diartikan sebagai peristiwa turunnya Al-Qur'an dari tempat yang tinggi ke muka bumi.

Kedua.Proses Turunnya Al-Qur'an. Dimulai dengan ayat pertama yang turun, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Turunnya ayat ini menjadi tanda awal kenabian "Muhammad SAW".

Al-Qur'an pertama kali diturunkan di "Gua Hira", sebelah utara Mekkah, pada 17 Ramadan 610 M. Oleh karena itu, "Nuzulul Qur'an" diperingati oleh umat Muslim pada malam ke-17 Ramadan.

Ketiga. Dua Fase Nuzulul Qur'an.
Fase Pertama. Allah menurunkan Al-Qur'an dari "Lauh Mahfudz" (kitab yang terpelihara di sisi Allah) ke langit dunia (Baitul Izzah) pada malam "Lailatul Qadar". Ini adalah momen awal kenabian Nabi Muhammad SAW.

Fase Kedua. Al-Qur'an kemudian diturunkan dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama "23 tahun". Proses ini melibatkan perantara malaikat Jibril dan terjadi sepanjang masa kenabian Nabi Muhammad, mulai dari usia 40 hingga wafat pada usia 62-63 tahun.

Keempat. Hikmah Penurunan Bertahap Al-Qur'an. Adanya perubahan norma sosial. Penurunan Al-Qur'an secara bertahap memungkinkan perubahan norma sosial secara berangsur-angsur. Pesan-pesan Al-Qur'an membentuk masyarakat dan mengatasi penyakit sosial seperti minuman keras, judi, zina, dan norma-norma perkawinan jahiliyah.

Semoga kita dapat merenung dan memperdalam pemahaman tentang pesan-pesan suci yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur'an. Mari kita tingkatkan ibadah dan berbagi kebaikan di bulan yang penuh berkah ini.

*Pahala dilipat Gandakan*
Sekarang kita akan membahas tentang aksiologi pahala dalam bulan Ramadhan, di mana Allah Ta'ala melipatgandakan semua amalan yang kita lakukan. Bulan suci ini adalah saat yang istimewa, di mana setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan pahala berlipat ganda.

Pahala Dilipatgandakan. Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an: "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu" (QS. Al-Baqarah: 185).

Pahala setiap amalan yang kita lakukan akan dilipatgandakan. Bahkan maksiat yang kita hindari juga akan mendapatkan dosa berlipat ganda.

Keutamaan Amalan di Bulan Ramadhan. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." Selain itu, semua amalan lainnya juga mendapatkan keutamaan di bulan ini. Setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat.

Hikmah Penurunan Bertahap Al-Qur'an.Penurunan Al-Qur'an secara bertahap memungkinkan perubahan norma sosial secara berangsur-angsur. Pesan-pesan Al-Qur'an membentuk masyarakat dan mengatasi penyakit sosial.

Mari kita manfaatkan momen istimewa ini dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah, beribadah dengan ikhlas, dan berbagi kebaikan kepada sesama.

*Aksiologi Lailatul Qadar*
kita akan membahas tentang "Aksiologi Lailatul Qadar", yaitu pemahaman mengenai nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam malam yang lebih baik dari seribu bulan ini.

Pertama.Lailatul Qadar.
Merupakan malam yang diinginkan oleh seluruh kaum Muslimin. Malam ini disebut juga sebagai "Malam Kemuliaan" atau "Malam Kebenaran".

Pada malam ini, Al-Qur'an mulai disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW oleh Malaikat Jibril. Turunnya Al-Qur'an pada malam ini menandai awal kenabian Rasulullah.

Memaknai "hakikat Lailatul Qadar" adalah untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya ibadah dan menjadikan ibadah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Kedua. Keistimewaan Lailatul Qadar. Lebih Baik dari 1000 Bulan. Allah berfirman, "Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan" (QS. Al-Qadar: 3). Amalan di Lailatul Qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan yang tidak memiliki Lailatul Qadar.

Malam Penuh Keberkahan. Allah berfirman, "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril" (QS. Al-Qadar: 4). Banyak malaikat turun pada Lailatul Qadar karena berkah yang melimpah.

Dosa Dimaafkan. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu."

Ketiga. Tanda-tanda Lailatul Qadar. Salah satu ulama mengatakan: Malam ini terjadi pada "10 malam terakhir di bulan Ramadan". Meskipun waktu pastinya tidak diketahui, namun banyak hadis yang menyebutkan terkait waktu spesifik Lailatul Qadar. Amalan yang Dianjurkan: Shalat, membaca Al-Qur'an, sedekah, dan berdzikir kepada Allah SWT.

Demikian , kita telah membahas, aksiologi Ramadhan, yang didalamnya membahas keistimewaan keistimewaan Ramadhan: puasa Ramadhan, Nuzulul Qur'an, kebaikan dilipat gandakan ,dan adanya malam kemuliaan yang bernilai lebih mahal dari ibadah lebih dari 1000 bulan.  

Semoga kita dapat meraih pahala berlipat dalam aktivitas menunaikan ibadah puasa , Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar Ramadhan. Mari kita tingkatkan ibadah dan berbagi kebaikan di bulan yang penuh berkah ini.
(Subhan Alba Bisyri.Jkt,24,03,24)

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun