Banyak Baca or Banyak Tidur Pas Ramadan?
Bicara tentang tidur ketika berpuasa, banyak sekali beredar di telinga bahwasanya kegiatan tersebut dinilai sebagai ibadah. Nah sekarang, supaya puasanya lebih plus plus lagi, yuk tingkatkan levelnya ke menambah ilmu. Toh, menambah ilmu itu bukan hanya harus dengan melewati lembaga resmi kan, kompasianer? Bisa darimana saja, bisa dari buku, bisa juga dari orang orang di sekitar. Sejalan dengan petatah petitih Minangkabau yang berbunyi: ALAM TAKAMBANG MANJADI GURU. Artinya apapun yang ada di sekitar, apapun yang terjadi bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk hidup lebih baik di masa mendatang.
Kembali lagi tentang menambah ilmu, ada baiknya ketika Ramadhan, kita selalu menegakkan wahyu pertama tentang pentingnya membaca, selain membaca al-Quran. Kalau buku bacaanku selama Ramadhan, tentu si dia.
Buku ini berjudul Sang Empunya 99 Nama. Benar, tajuknya sangat merujuk kepada keberadaan tuhan Yang Maha dari Segala Maha yang memiliki 99 asmaul husna yang indah lagi baik. Penulisnya, aku sendiri. Isinya sarat dengan muatan relijius yang memusatkan Tuhan sebagai titik balik manusia dalam perjalanan hidup dunia menuju akhirat.
Buku ini terbit tahun 2017. Terdiri dari 60 puisi yang kuselesaikan kurang dari seminggu. Diedit, ditata letak, lalu diterbitkan sendiri. Maklum, saat itu sedang semangat-semangatnya dan baru terjun ke dunia kepenulisan. Di sela-sela waktu, sering kembali membolak-balik halaman demi halaman sebagai salah satu bentuk penghambaan dan hijrah diri menjadi pribadi lebih agamis dan relijius termasuk ketika Ramadhan menjelang.
Jadi mulai sekarang, pilih tidur atau menambah ilmu ketika sedang berpuasa? Hehe.