KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Merebus dan Menulis, Hiburan Sahur Berharap Berkah

7 April 2023   04:50 Diperbarui: 7 April 2023   04:57 677 13



Sahur berasal dari kata sahar, yang artinya makan dan minum pada dini hari menjelang fajar sebelum subuh. Sahur disunahkan bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah puasa. Selain menghindarkan seseorang dari kelemahan yang disebabkan oleh puasa, di dalam sahur juga terdapat keberkahan.

Sahur sangat dianjurkan, tetapi tidak diwajibkan, sebagaimana terdapat pada hadis riwayat Bukhari tentang keutamaan sahur bagi hendak yang menjalankan puasa.
"Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah." (HR Bukhari).

Rasulullah tidak pernah mengajarkan di antara syarat sahnya puasa adalah makan sahur. Puasa seseorang tetap sah meski pagi harinya tidak makan sahur. Ini berarti, hukum puasa tanpa makan sahur tetap sah di mata Allah SWT.

 Dianjurkan sekali makan sahur di akhir waktu, ini bertujuan untuk mempersingkat waktu menahan lapar. Dengan mengakhirkan makan sahur setelahnya bisa langsung salat Subuh setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit. Lalu, dilanjutkan aktivitas lain hingga sore menjelang berbuka puasa.

Namun, tidak mudah untuk bangun saat sahur. Jangankan membangunkan orang lain, diri kita sendiri pun kadang berat untuk membuka mata setelah tertidur nyenyak. Apalagi membangunkan anggota keluarga lain.

Beberapa cara dilakukan agar sahur menjadi kegiatan yang menyenangkan. Salah satunya dengan memberikan hiburan atau menghidupkan suasana agar mudah bangun saat sahur. Atau dengan iming-iming lain agar anak-anak mudah bangun saat makan sahur.

Di dekat kampung kami, hampir tiap jam 2 ke atas sering terdengar musik patrol keliling kampung. Anak-anak muda yang melakukannya, bisa jadi dari remaja masjid. Namun sayangnya, mereka tidak diizinkan masuk kompleks perumahan. Kami hanya bisa mendengarnya dari kejauhan.

Di beberapa masjid atau musala terdekat pun sering membangunkan warga sekitarnya dengan pengeras suara. Ada yang hanya memutar lantunan ayat suci Al-Qur'an, ada juga yang dengan kata-kata atau panggilan-panggilan lucu, intinya hanya untuk membangunkan warga agar segera makan sahur sebelum habis waktunya.

Di beberapa televisi nasional, Ramadan justru menjadi semacam kompetisi untuk menarik minat pemirsanya. Hal itu dilakukan demi memberi hiburan bagi yang sedang bersantap sahur. Dari mulai tontonan yang bertujuan dakwah hingga tontonan yang hanya menghibur semata.

Beberapa waktu yang lalu, kami memang sering menjadikan televisi sebagai pendamping hiburan saat sahur. Namun, seiring waktu, dengan bertambah besarnya anak-anak dan pahamnya mereka tentang sahur, sekarang ini malah jarang menyalakan televisi.

Anak-anak kini paham, waktu sahur adalah waktu yang mustajab untuk terkabulnya doa-doa mereka.  Sehingga setelah makan sahur, tak lagi menjadikan televisi sebagai hiburan. Mereka lebih memilih salat sunah dan membaca Al-Qur'an sebagai pengisi waktu menanti azan lalu salat Subuh.

Tiap orang pasti berbeda hiburannya saat sahur. Jangankan orang yang jauh, kami yang di dalam rumah pun berbeda. Dua putri saya lebih memilih salat dan membaca Al-Qur'an di kamar masing-masing, sementara ayahnya lebih memilih rebahan, terkadang sambil nonton televisi. Sedangkan saya sendiri?  

Saya memilih hiburan sahur yang tak biasa, yaitu merebus telur asin pesanan pelanggan sambil menulis naskah untuk diikutkan Samber 2023. Berharap bisa mendapatkan berkah Ramadan juga berkah rutin menulis.

Doakan, ya, Manteman, saiya bisa mendapatkan salah satu hadiah. Atau setidaknya dapat kenangan-kenangan dari Kompasiana. Itu saja sudah senang saiya, Min, bolehkan? Menangkan ya, Min. HihHihihi.


KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun