KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Pengantin Sahuur! Reog Ponorogo, Perkusi Patrol, dan Koko'o

1 Mei 2021   00:51 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:33 1111 11

Sahuuur sahuuuuur !
Dalam tradisi kekinian dan dalam bekapan era normal baru, malam Ramadan jadi sendu. Agak sepi tak semeriah biasanya. Sekarang bangun jelang sahur, acap dikagetkan oleh bunyi alram HP, atau weker. Lalu disambung ritual saling membangunkan via video call, atau sapaan konyol dan kiriman stiker dan video yang menggugah. Tak terasa, kebiasaan rutin ini sudah menjadi budaya baru milenial. Bangun sahur cukup dibangunkan oleh tehnologi terkini.

Namun di beberapa daerah masih memelihara tradisi membangunkan sahur yang sangat semarak, pe uh semangat kebaikan. Seperti di Ponorogo, di sudut sudut strategis,kampung kampung memelihara para pembarong, yang mampu mengangkat reog yang beratnya belasan kilogram. Mereka saling beraksi, unjuk gigi,kelincahan, daya tahan, kesaktian. Jadilah sebuah parade kegagahan yang amat menggugah hati. Musik reog,gabungan kenong,saron, angklung besar dan terompet, meliuk liuk, mengisi suasana malam Ramadan yang syahdu. Waktu sahur pun disambut dengan antusias, semua bangun dan menonton aksi sebelu, mengisi perut sebelum imsak tiba.

Lain Ponorogo, lain lagi daerah Patrol, pantura, orkes perkusinya sungguh ramai dan agak gila gilaan. Bila diawal awal hanya memakai perlatan dapur, seperti panci,wajan dan peralatan masak lain. Sekarang sudah serius dengan gendang, jimbe, segala pernik alat perkusi. Tidak Cuma yang kecil, tetapi juga yang raksasa. Keteraturan dan kesemarakan nadanya, mebuat suasana dini pagi jadi hinggar binggar.
Tidak cuma grup jalan kaki yang berjalan, tetapi juga bisa memakai gerobak dorong, bahkan ada yang membawa truk keliling dari kampung ke kampung. Kostum seragam juga. Kadang dipakai, dengan ikat kepala yang menarik.sungguh seru.

Keramaian sahur di Pulau Jawa, terlukis nyata di dua daerah itu. Bila kita menngok Gorontalo, disana juga ada tradisi pagelaran musik perkusi, sebulan penun menjelang sahur. Tradiisi itu disebut Koko'o sahur. warga Kecamatan Talumolo, arak-arakan ini juga banyak diikuti oleh mereka yang berasal dari berbagai kecamatan yang tersebar di Kota Gorontalo.
Berawal hanya alat dapur seperti dandang, panci, dan alat masak lainnya, yang dipukul ramai ramai. Keriuhan suaranya mebgisi ruang kosong kampung yang sepi. Di kejauhan koko'o sahur suatu kampung kadang terdengar sampai kampung sebelah.saling bersahutan, mengisi, menyemarakkan malam Ramadan yang penuh arti.
 daerah bertetangga, Indragiri Hilir (Riau) dan Tanjung Jabung Timur  (Jambi) memiliki tradisi unik dalam bulan Ramadhan. Dalam membangunkan warga untuk sahur, ada tradiri Pengantin Sahur. Pengantin diarak membangunkan warga untuk sahur. Sesuatu yang unik.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun