Air Mata Tak Tertahan Menjelang Bulan Ramadan
Menyambut bulan ramadan beragam rasa yang bergejolak dari setiap jiwa mengekspresikan datangnya bulan ramadan
Bulan ramadan begitu spesial hingga kehadirannya begitu dinantikan.
Namun adakalanya menyambut ramadan air mata tumpah tak tertahan menahan kesedihan yang mendalam.
Ramadan menjadi momen penting dalam kehidupan sehingga segala aspek perjalanan hidup akan menjadi warna setiap kisahnya.
Kehidupan masa lalu, orang terdekat dan perjalanan waktu akan terbuka kembali di bulan ramadan.
Kisah-kisah yang pernah mewarnai kehidupan kita menjadi pemicu ras sedih yang luar biasa.
Ada 3 hal mendasar yang membuat kita begitu bersedih menyambut bulan ramadan.
1. Rindu orang tua
Menjelang ramadan rindu terhadap orang tua tak bisa dihindari terlebih bagi orang tua kita yang telah pergi mendahului kita.
Orang tua akan menjadi hal utama yang diingat saat menjelang ramadan tiba.
Kata seandainya menjadi alasan untuk bersedih, seandainya orang tua masih ada kita merasakan keberkahan hidup didunia.
Seandainya orang tua masih hidup mungkin masakan terenak akan tersaji dihadapan kita.
Masih banyak kalimat dengan awalan seandainya yang membuat hati sedih memaksa air mata untuk tumpah.
Berbahagialah bagi anda yang masih memiliki kesempatan melihat kedua orang tua saat ramadan tiba.
Berbaktilah semaksimal mungkin karena waktu indah bersama mereka tak akan pernah bisa diulang.
2. Teringat Masa Kecil
Menjelang ramadan masa kecil menjadi memori yang akan teringat paling menyedihkan
Masa kecil di bulan ramadan memberikan berbagai kebahagiaan.
Bermain, beribadah, dan mendapat kasih sayang orang tua itu kenangan yang paling indah.
Teringat masa kecil akan menjadi alasan air mata tumpah menjelang bulan puasa.
Masa kecil tak bisa diulang hanya bisa menjadi kenangan saja.
3. Waktu begitu cepat berlalu
Puasa menjadi pengingat bagi kita begitu cepatnya waktu berlalu, baru saja lebaran kemarin masih terasa kini kita sudah merasakan puasa dan akan lebaran setelahnya.
Waktu tak bisa di tahan walau sedetikpun seolah-olah berlari kencang tanpa kita sadari usia terus bertambah.
Umur yang bertambah akan mendekatkan kita kepada akhir hidup diri kita.
Sesuatu yang pasti masa itu kan datang tidak seorangpun bisa menolak hadirnya kematian.
Semoga kita menjadi manusia yang memiliki bekal yang cukup untuk mengarungi hidup setelah mati nantinya.
Air mata tak sanggup ditahan karena orang terkasih, teman dekat dan seluruh yang hidup akan pergi meninggalkan dunia ini hanya menunggu waktu yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.
***
Menjelang bulan ramadan doa terbaik kepada Tuhan kiranya diberikan keberkahan hidup kepada seluruh umat manusia terlebih yang membaca tulisan ini.
Kesedihan hanya bisa ditutupi dengan terus memperbaiki diri, semoga kita bukan menjadi orang-orang yang merugi.
Salam