KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Work, Life, Ibadah Aktivitas Satu Rangkaian, Harusnya Seimbang?

23 Maret 2024   09:40 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:45 882 50

Work, Life,  Ibadah  Aktivitas  Satu Rangkaian,  Harusnya Seimbang   ?


Bismillah,

Semua orang memahami bahwa  sehari semalam itu ada  tersedia waktu 24 jam. Manusia sebagai insan diberi akal oleh Sang Pencipta bagaimana memenej waktu yang ada tersebut.

Sehingga antara bekerja (work) dan kehidupan (life) di tengah-tengah masyarakat, serta beribadah kepada Tuhannya dapat seimbang (balance).

Kendati tiga aktivitas itu sesungguhnya saling berkait dan berkelindan serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun perlu dipetakan dan diberi porsi atau jatah masing-masing.

Oleh karena 1/3 waktu tersebut sudah terpakai habis untuk istirahat (tidur) dan 1/3 terpakai untuk bekerja, serta 1/3 sisa waktu dapat digunakan untuk ibadah dan aktivitas kehidupan yang lainnya.

Bila para pekerja kantoran jam kerjanya sudah terukur dan teratur 8 jam misalnya, tentu beda lagi dengan para pekerja yang tidak tetap, seperti petani, tukang dan berbagai macam penyedia jasa lainnya, tentu lebih panjang lagi jam kerjanya.

Jadi pembagian jam kerja tersebut sangat fleksibel dan tidak bisa di generalisir, sama rata diantara jenis pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.

Kemudian, penting juga disediakan waktu untuk berinteraksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat, harus disadari bahwa manusia sebagai makhluk sosial sangat tergantung dan memerlukan orang lain.

Luangkan waktu khusus untuk menjalin komunikasi dengan kerabat, tetangga di lingkungan tempat tinggal serta orang-orang tertentu sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan.

Sementara ibadah, sebagai wujud tunduk kepada-Nya dapat dikatagorikan hablum minallah dan hablum minannas, dimana keduanya berkaitan erat dan berkolaborasi satu dengan yang lainnya.

Suatu contoh, tatkala kita menunaikan ibadah zakat, maka disitu ada hak fakir miskin dari 8 ashnaf yang berhak menerima. Jadi aspek hablum minallah kita sudah melaksanakan kewajiban sebagai perintah-Nya dan aspek hablum minannas kita juga sudah menunaikan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Kesimpulannya  bahwa keseimbangan antara kerja, kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat, dan ibadah mesti dapat dikelola sedemikian rupa, meskipun satu sama lain diantaranya tidak dapat dipisahkan.

Bekerja, berkehidupan sosial dimasyarakat juga merupakan ibadah bila tujuan untuk menggapai ridho-Nya.

Majulah kita semua. # BN




KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun