Senja di Gerbong Kenangan
Keberangkatan yang Tak Direncanakan
Langit sore di Stasiun Tugu Yogyakarta tampak berwarna jingga, menciptakan siluet indah di antara kereta yang berlalu-lalang. Nadira berdiri di peron, menggenggam koper kecilnya dengan erat. Dia tak pernah merencanakan perjalanan ini. Semuanya terjadi begitu saja - atau mungkin, semesta memang menuntunnya ke sini.
Dua jam lalu, ia mendapat kabar bahwa Reza akan menikah. Laki-laki yang selama tujuh tahun terakhir menjadi bagian dari hidupnya, yang pernah berjanji akan selalu ada untuknya.
Tanpa berpikir panjang, Nadira membeli tiket kereta malam ke Jakarta. Ia tidak tahu kenapa ia harus pergi. Mungkin untuk menjauh, atau mungkin untuk mencari jawaban yang tidak pernah ia temukan.
Kereta mulai bergerak. Ia melangkah masuk ke gerbong eksekutif, mencari tempat duduknya di dekat jendela. Ia butuh udara, butuh ruang untuk bernapas.
Namun, sesaat setelah ia duduk, ia menyadari sesuatu yang mengejutkan.
Seseorang duduk di kursi sebelahnya.
Seseorang yang seharusnya tidak ada di sini.
Pertemuan di Rel yang Sama
> "Tak kusangka kita bertemu di sini," suara itu familiar. Terlalu familiar.
Nadira menoleh, dan dadanya langsung sesak.
> Reza.
Ia ingin mengira ini hanya halusinasi, tapi tidak. Reza nyata. Ada di sampingnya, di gerbong yang sama, di perjalanan yang sama.
> "Kau mau ke Jakarta?" suara Reza terdengar hati-hati.
Nadira tidak langsung menjawab. Ia mengalihkan pandangan ke luar jendela, melihat sawah dan rumah-rumah kecil yang mulai tertinggal. Ia tidak siap. Tidak untuk ini.
> "Aku tidak tahu," jawabnya akhirnya, suaranya nyaris tenggelam oleh gemuruh roda kereta.
Reza tersenyum kecil. Senyum yang dulu bisa membuat hatinya tenang, tapi sekarang hanya menghadirkan luka yang menganga.
> "Aku juga," kata Reza pelan.
Hati Nadira mencelos.
Perjalanan Tanpa Tujuan
Selama beberapa menit, mereka hanya diam. Yang terdengar hanyalah suara rel beradu, suara yang entah kenapa terasa seperti melodi dari masa lalu mereka.
> "Kenapa kamu di sini?" akhirnya Nadira bertanya.
Reza menghela napas.
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025