Ngabuburit Klasik Ke Kampung Bersejarah Kauman dan Kotagede
Ngabuburit alias ngalantung ngadagoan burit (sunda) atau bersantai sambil menghabiskan waktu sore tentu jadi kegiatan favorit di bulan ramadhan. Apalagi kalau bukan cuci mata sembari mencari takjil.
Biasanya ngabuburit identik dengan menikmati suasana cozy perkotaan masa kini, taman perumahan, pemandangan alam, atau keriuhan jajanan takjil pinggir jalan. Kini saya ingin ngabuburit dengan nuansa klasik, merasai
kemegahan kerajaan di Jogja melalui masjid besar dan sekitarnya : Kerajaan Mataram Islam dan Kesultanan Ngayogjakarta Hadiningrat.
Pola tata ruang masa lalu ditandai dengan catur gatra yakni keberadaan kraton (pusat pemerintahan), masjid (pusat keagamaan), pasar (pusat ekonomi) dan alun-alun (tempat aktivitas rakyat dan tempat rakyat bertemu Raja). Masih adakah tanda kejayaan itu ? Yuk mari ngabuburit ke Kauman dan Kotagede.
Takjil Kicak dan Brongkos di Kauman
Ada satu gang di kawasan Kauman Jogja yang kondang sebagai tempat cari takjil buka puasa. Pasar Sore Ramadhan Kampung Kauman, tempatnya dalam gang, sisi selatan Jalan KHA Dahlan, tak jauh dari RS PKU Muhammadiyah Jogja.
Almarhumah ibunda sering meminta saya mengantarkan ke sana. "Nostalgia masa sekolah dan ngekos di Kauman," kata beliau. Kauman (berasal dari kata Kaum), merupakan kampung pusat keagamaan yang cukup kental bernuansa Islam. Rumah-rumah berdempetan dan gang sempit menghubungkan satu sama lain.