Kedudukan Niat dalam Ibadah
Pengertian niat
Seperti dikutip dari blog abu syamil dijelaskan bahwa Niat adalah suatu perkara yang mengawali sebuah tindakan. Sehingga banyak dikatakan bahwa niat adalah salahsatu ruh dari suatu amalan atau perbuatan. Niat tidak bisa diketahui oleh orang lain dan hanya bisa dilihat atau diidentifikasi setelah memulai dengan suatu ucapan atau perbuatan.
Segala amalan baik itu berupa ibadah maupun maksiat ataupun hanya sekedar amalan atau perbuatan mubah itu dinilai berdasarkan niatnya, sebagaimana sebuah hadis:
"Perbuatan itu hanya tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan, barangsiapa Hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya akan menuju kepada Allah dan RasulullahNya, dan barangsiapa Hijrahnya untuk mendapatkan keduniaan atau untuk seorang wanita yang akan dinikahinya, maka Hijrahnya akan mendapatkan apa yang dia niatkan." (HR Bukhari-Muslim)
Dari hadis di atas jelas kita ketahui bahwa niat sangat mempengaruhi hasil dari suatu perbuatan, baik hasil yang langsung bisa dilihat berupa harta, kedudukan, wanita, dan hal lain yang bersifat keduniaan maupun yang tidak dapat dilihat dan dirasakan langsung yaitu berupa pahala dan dosa.
Niat terletak dalam hati dan tidak harus diucapkan. Karena niat di dalam hati inilah kita tidak bisa menilai suatu perbuatan hanya dengan melihat zahirnya saja. Sebagai contoh, seseorang yang berpuasa baik di bulan Ramadan maupun di selain Ramadan. Puasanya akan bernilai pahala apabila dia berpuasa karena mengikuti syariat Allah sebagai wujud Taat kepadanNya namun dapat bernilai dosa apabila dia berpuasa hanya karena ingin disanjung dan dipuji oleh orang lain (riya') maka dari itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan contoh agar kita senantiasa memohon kepada Allah Subhanahu wata'ala agar diberi ketetapan hati dalam kebaikan salah satunya dengan doa:
"Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu."
atau dengan doa:
"Ya Tuhan kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami."
Fungsi niat
Niat memiliki banyak fungsi atau peran dan kedudukan dalam sebuah amalan, antara lain:
1. Sebagai pembeda suatu amalan
Suatu amalan akan bernilai abadah atau tidak tergantung dari niatnya, bisa jadi banyak orang melakukan hal yang sama namun mendapatkan hasil berbeda-beda hanya karena berbeda-beda niat mereka saat hendak melakukan suatu amalan.
2. Salah satu syarat diterimanya amal
Sebagaimana kita telah ketahui bersama bahwa satu diantara 2 syarat diterimanya suatu amal adalah niat yang ikhlas karena Allah.
3. Penentu kualitas suatu amal
Semakin kuat niatnya maka semakin besar pahalanya, semakin ikhlas niatnya maka semakin tinggi derajatnya di sisi Allah Subhanahu wata'ala.
4. Dapat mengubah amalan mubah menjadi bernilai ibadah atau maksiat
Seseorang yang melakukan amalan mubah seperti makan, minum, tidur dan yang semisal tidak akan mendapat dosa maupun pahala namun perkara-perkara tersebut dapat bernilai maksiat jika niatnya tidak baik dan dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk kebaikan. Misalnya, makan adalah perkara mubah apabila kita meniatkan makan agar memiliki tenaga untuk mencuri maka makan itu bernilai dosa/maksiat, namun apabila berniat makan untuk menjaga tubuh agar sehat dan kuat dalam beribadah kepada Allah maka makan itu bernilai pahala di sisi Allah Subhanahu wata'ala.
Semoga kita bisa senantiasa memperbaiki niat kita dalam setiap perkara dan amalan yang kita perbuat selama hidup di dunia ini. Barokallahu fikum