KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Waktu Terasa Mundur Saat Ramadan

13 Maret 2024   04:10 Diperbarui: 13 Maret 2024   04:14 242 14




Mungkin ini hanya perasaanku saja. Perasaan yang selalu menggelayuti diri ketika Ramadan tiba. Di luar aktivitas ibadah, Ramadan adalah masa ketika waktu seperti berjalan mundur.

Ketika salat Tarawih, maka yang terlintas adalah tarawih di masa kecil. Tarawih di masa ketika riuh rasa tak bersalah masih dimaafkan. Tak bersalah karena anak kecil memang tak salah.

Ketika akan buka puasa, yang teringat adalah masa ketika kecil ketika berbuka puasa. Makan yang enak, buatan ibu. Atau memburu waktu berbuka setelah main bola. Agar ketika berbuka, sudah ada di depan meja.

Ketika dengar suara orang taradus malam hari, yang teringat adalah masa kecil ketika sibuk main di musala ketika orangtua sibuk tadarus. Atau sibuk makan makanan ketika orangtua tadarus.

Kau merasakannya juga?

Mungkin, ini cocoklogi. Cocoklogi bahwa Ramadan adalah bulan suci, bulan berkah, bulan serba baik. Sehingga yang diingat adalah masa ketika kita belum punya dosa, yakni masa kecil.

Magnet bulan yang baik itu bisa jadi mempengaruhi memori kita untuk mengenang masa di mana kita masih belum punya dosa. Mungkin begitu? Entahlah.

Lalu seiring berjalannya waktu, ketika masa Ramadan sudah mau selesai, rasa kehilangan itu bisa begitu menggebu-gebu. Kenapa merasa kehilangan? Entahlah.

Ketika Idulfitri, rasa kehilangan makin menjadi kalau teringat banyak orangtua yang telah berpulang.

Ya begitulah Ramadan dan Idulfitri. Tapi segala macam kebaikan itu seperti menguap begitu saja ketika Ramadan pergi. Begitu lagi dan begitu lagi. Semoga kita jadi orang-orang yang beruntung.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun