KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Makan Secukupnya Dahulu, Berat Badan Terjaga Kemudian

23 April 2021   20:45 Diperbarui: 23 April 2021   20:59 976 8

Tetangga depan rumah kerap meminta izin untuk memetik daun salam di halaman rumah kami. Sembilan helai daun hijau beraroma harum itu ia rebus. Air rebusannya ia minum. Menurutnya, dengan rutin meminum ramuan ini ia merasakan manfaatnya. Badan terasa ringan, tekanan darah pun terjaga.

Satu lagi resep leluhur berupa jamu kami dapatkan darinya. Jamu ini dinamai jamu kunyit asam sirih. Dengan meminum jamu ini, saat berpuasa kita akan mendapatkan energi. Badan terasa fit, karena jamu ini salah satu khasiatnya sebagai tonik yang membantu menambah fitalitas tubuh.

"Ramuan"  lainnya lagi yang kami dapat adalah sebuah resep minuman hangat untuk berbuka puasa. Minuman ini dinamai bir pletok. Nyeruput secangkir minuman yang terbuat dari beraneka rempah ini dapat menghangatkan tubuh. Kandungan jahe dan gula aren di dalamnya dapat memulihkan kekuatan setelah sehari berpuasa.

Tetangga kami yang berusia sepuh itu telah lama menerapkan gaya hidup sehat. Darinya kami banyak mendapat wejangan berkaitan dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Tiga resep minuman di awal tulisan ini adalah contohnya. Wawasannya luas dan ia tak pelit untuk berbagi ilmu.

Satu hal yang kami camkan dari setiap percakapan dengannya adalah pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur. Sedapat mungkin, dua komponen ini ada dalam menu harian. Manfaat buah dan sayur bagi kesehatan tentu telah sama-sama kita ketahui. Saat berpuasa seperti sekarang, buah dan sayur semakin kita perlukan. Kandungan airnya yang kaya dapat menjaga tubuh dari dehidrasi.

Ragam Olahan Makanan

Beragam olahan makanan dari buah dan sayur boleh juga kita coba sebagai menu berbuka. Nasi pecel misalnya. Sajian kaya serat ini terasa segar disantap ditemani rempeyek, tempe dan tahu serta ikan mas goreng. Buah semangka menjadi hidangan penutup.

Setiap daerah tentu memiliki resep-resep makanan yang menggugah selera. Orang Sunda, misalnya, senang menyantap sayur-sayuran. Selusin menu hijau pun ada dalam khasanah menu urang Sunda. Serupa dengan pecel yang berasal dari Jawa Timur, masyarakat Jawa Barat memiliki lotek.

Bila lotek disajikan, diaduk dengan bumbu kacang, lain halnya dengan sambel lalab. Ketimun, terung, kacang panjang dan yang lainnya disajikan secara langsung. Mentah tanpa diolah terlebih dahulu. Sayuran mentah membawa rasa segar. Sebagai pelengkapnya disertai sambal terasi. Sajian sambal dan lalab, biasanya membuat kita makan dengan lahap.

Tiga contoh olahan makanan di atas tentu mengundang selera makan kita. Saat berbuka, kita tergoda untuk makan dengan lahap, setelah sehari menahan lapar. Meski lapar yang "akut" kita rasakan, kita mesti membatasi diri. Makan berlebihan akan mendatangkan hal yang kurang baik pada tubuh kita.

Saat berpuasa kita dilatih untuk mampu menahan diri, termasuk dalam hal makanan. Makanlah secukupnya, tidak berlebih-lebihan. Dengan membiasakan diri malakukan hal ini, berat badan kita akan terjaga.

Bulan Ramadhan selain melatih menahan diri, juga melatih kita untuk tidak bermalas-malasan. Beragam keutamaan dalam menjalankan ibadah di bulan ini memacu kita untuk meningkatkan peribadatan yang kita lakukan. Anjuran memperbanyak ibadah dapat kita maknai sebagai ajakan untuk tidak bersikap malas.










KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun