KOMENTAR
RAMADAN

Menteri Agama: Hilal Tidak Tampak, Lebaran Ditunda Sehari

30 Maret 2025   11:51 Diperbarui: 30 Maret 2025   11:40 510 8

Sudah bukan hal baru: negeri ini terlalu rumit untuk hal-hal yang seharusnya sederhana. Lebaran, yang seharusnya jadi hari kemenangan, malah berubah jadi kekacauan. Sudah siap-siap takbiran? Sudah cuci baju baru? Sudah atur janji ke rumah saudara? Eh, tiba-tiba Menteri Agama muncul di TV dan berkata, "Maaf, Lebaran bukan besok, tapi lusa!"

Apa ini? Kenapa setiap tahun harus ribut soal melihat bulan? Apa kita masih hidup di abad ke-12, ketika teleskop belum ditemukan? Bagaimana mungkin teknologi sudah secanggih ini, tapi untuk menentukan satu tanggal saja masih harus sidang berjam-jam? Muhammadiyah bilang begini, NU bilang begitu, pemerintah bilang "nanti dulu." Sementara rakyat? Hanya bisa gigit jari!

Di rumah-rumah, ibu-ibu mendadak panik. "Ketupat ini jadi dimakan atau disimpan? Opor ini jadi dihidangkan atau dibekukan?" Anak-anak bingung, "Jadi puasa lagi atau boleh makan?" Sementara bapak-bapak di warung kopi sibuk debat kusir, seolah merekalah yang akan menentukan kapan Lebaran.

Dan ini bukan cuma soal bingung makan. Para pedagang pasar kelabakan. Harga daging sudah naik, stok sudah habis, tapi karena Lebaran mundur, permintaan melonjak lagi. Sementara para pekerja yang sudah atur jadwal mudik jadi kena imbas: tiket kereta dan pesawat habis, cuti sudah diatur, tapi Lebaran malah bergeser. Siapa yang mau tanggung jawab?

Lebaran seharusnya hari kemenangan. Hari yang menyatukan. Tapi setiap tahun kita justru dipecah-belah: yang satu takbiran duluan, yang satu masih menahan lapar. Yang satu sudah bermaaf-maafan, yang satu masih menunggu fatwa ulama. Negeri ini begitu sulit bersatu, bahkan untuk sesuatu yang seharusnya pasti. Lalu, bagaimana mau maju?

Itulah sekelumit kenangan tragedi opor dan ketupat yang dihangatkan, gara-gara Menteri Agama Suryadarma Ali mengumumkan penundaan lebaran 2011, dari tanggal 30 menjadi 31 Agustus. Tapi tenang, kali ini tetap 31 Maret. Itu sudah yang terakhir. Di sebagian Maluku sudah ada yang lebaran 27 Maret, di sebagian NTB 28 Maret, di Makkah 30 Maret. 

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

Laporkan Konten
Laporkan Akun