KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Tradisi Sahurku, Seru dan Berkesan Sih, Tapi yang Terakhir Bikin Lemas

1 Mei 2021   19:16 Diperbarui: 1 Mei 2021   19:22 1257 4


Sahur adalah aktivitas wajib yang hanya dilakukan saat kita berpuasa. Banyak yang kemudian menjadi semacam tradisi ataupun kebiasaan di kalangan keluarga terutama saat bulan puasa Ramadan

Bagiku sendiri ada beberapa tradisi yang pernah aku jalani. Baik yang terjadi saat waktu kecil dulu maupun hingga dewasa dan punya anak seperti sekarang ini.

Setidaknya ada 4 empat tradisi yang paling seru dan berkesan hingga sekarang. Tapi ada ada dua yang tidak pernah aku lakukan lagi pada saat ini.

Makan Timun Rebus

Salah satu menu wajib saat sahur adalah menu timun rebus. Uniknya menu ini hanya dibuat oleh ibuku pada saat bulan Ramadan sebagai menu sahur.

Buat yang belum tahu. Menu ini berupa buah timun yang direbus dengan air lalu diberikan garam. Sesederhana itu. Proses perebusan membuat timun menyimpan lebih banyak air di dalamnya.

Konon menurut Ibu dan Bapak. Timun rebus ini sangat baik menunjang tubuh kita. Agar tidak mengalami dehidrasi selama berpuasa.

Cukup masuk akal sih. Karena tanpa direbus saja sebenarnya timun sudah memiliki banyak kandungan air. Apalagi ditambah dengan proses perebusan.

Kalau dari segi rasa cukup enak dan menyegarkan. Ada sensasi lumer yang segar saat memakannya. Tapi sebelumnya jangan sampai salah memilih timun yang akan direbus. Karena ada beberapa timun yang juga rasanya pahit.

Sahur bersama


Saat kecilku dulu rumah kami berdekatan dengan rumah saudara dari pihak Bapak. Tak jauh di depan rumah kami tinggal Mbah Putri, Ibu dari Bapakku, yang menempati rumah milik Bapak.

Di belakang rumah Mbah Putri ada rumah keluarga dari Pakdeku, kakak laki-laki dari Bapak. Mereka tinggal dengan 3 orang anaknya.

Lokasi yang berdekatan membuat komunikasi kami memang cukup baik. Momen sahur selalu dimanfaatkan untuk kami sahur bersama.

Biasanya kami saling bergantian ketempatan rumah. Tidak setiap hari memang. Tapi sebulan bisa beberapa kali kami menikmati makan sahur bersama.

Sayangnya momen ini tidak lagi bisa kami lakukan saat aku dewasa. Karena jarak dan waktunya cukup lumayan juga jika harus kesana. Walaupun memang hanya melintasi wilayah kota Tang-Sel dan kota Tangerang.

Padahal sebenarnya kedua adikku sekarang masih menempati rumah Bapak dan juga Mbah Putri semenjak Ibu dan Bapak meninggal. Begitu juga keluarga Bude masih tinggal di rumah yang sama. Tapi kesibukan masing-masing keluarga membuat acara tersebut sulit diwujudkan.

Stok Mie Instan, Telur dan Nugget

Tradisi yang lain saat sahur adalah menyiapkan stok mie instan, telur dan nugget. Ini termasuk bahan pokok yang wajib ada selama sebulan berpuasa.

Ada dua penyebab menu ini harus ada. Pertama, mengantipasi kemungkinan waktu bangun tidur yang terlalu mepet dengan waktu sahur.

Jika harus menyiapkan makanan lain pasti cukup menghabiskan waktu. Bisa-bisa keburu datang adzan Shubuh. Dengan tiga menu ini maka makanan praktis lebih cepat tersaji.

Penyebab kedua adalah rasa bosan. Biasanya timbul rasa bosan dengan makanan rumahan yang biasa dibuat. Maka mie instan, telur dan nugget menjadi penyelamat nafsu makan saat sahur. Terutama bagi anak-anak.

Kehabisan Waktu Sahur

Nah, kalau yang terakhir ini bisa dibilang masih keluargaku alami hingga sekarang. Tradisi atau kebiasaan bangun sahur telat. Kadang sampai adzan shubuh sudah berkumandang.

Aku tak tahu apa memang ini ternasuk salah satu ujiannya orang berpuasa. Mengukur sekuat apa niat seseorang berpuasa andai tanpa melakukan sahur.

Biasanya sih sejauh ini kami sekeluarga tetap kuat menjalani hingga sore. Termasuk anak-anakku sejak mereka sanggup melakukan puasa full satu hari penuh.

Penyakitnya sih memang satu. Tubuh terasa lebih lemas dari biasanya. Lapar lebih terasa dan rasa haus terasa lebih menyiksa di tenggorokan.

Tapi kalau sudah niat masa sih harus kalah dengan rasa lapar dan haus. Apalagi kesempatan berpuasa Ramadan hanya didapat satu tahun sekali.

Kalau kamu bagaimana, ada yang pernah mengalami hal ini juga setiap Ramadan?

Tangerang, Mei 2021
Mahendra Paripurna

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun