Naik Delman Idaman, Tradisi Unik di Sini
Ya Allah, ngabuburit kali ini tuh bikin pangling. Kayaknya saya saja yang bicara kayak gini, ya. Sebab anak-anak sudah tahu kalau ada sesuatu yang unik di sini.
Kalau tadarusan atau pengajian selama Ramadan sih sudah biasa, ya. Entah itu dilakukan di rumah atau di mushola/masjid. Namun, yang unik itu para ibu-ibu lebih antusias lagi untuk datang mengaji. Itu di kalangan ibu-ibu, ya.
Di kalangan anak-anak, sesuatu yang unik terlihat dari gerak langkah kuda dengan gemerincing lonceng di kakinya. Para bocah menunggu di pinggir jalan hanya untuk menonton kuda yang membawa beberapa anak di punggungnya. Sesekali kusir berhenti untuk menurunkan anak atau menaikan anak-anak.
Bayar enggak sih naik delman ini? Bayar, tapi enggak mahal. Namanya juga di kampung, ya. Kusir meminta 5 ribu per anak. Ah, itu saja sudah membuat anak-anak senang. Mereka berebutan naik kereta.
Cara seperti ini sih sangat ampuh agar anak-anak tidak begitu merasakan lapar dan haus. Kusirnya si pintar dalam hal mengeksekusi ide. Daripada anak-anak berpergian jauh untuk ngabuburit, di dekat rumah sudah cukup kok.
Gimana, unik enggak tradisi di sini? Lalu, tradisi apa yang ada di teman, Teman-teman.
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Kebanyakan dari kita menanti momen terbaik dengan penuh rasa senang. Namun, tidak jarang juga menimbulkan perasaan cemas dan takut, bahkan membuat kita menghindar.
Rasa cemas dan takut muncul karena banyak faktor, seperti terlibat dalam obrolan yang terlalu personal dan kurang sensitif, takut tidak memenuhi ekspektasi keluarga, dan lain sebagainya.
Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya & pendaftaran: KetemudiRamadan2025