Mari Bijak dalam Menyikapi Perbedaan Awal Ramadan 1443 Hjriah
(01/04/2022)- Bulan Ramadan bulan turunnya Al-Qur'an ke muka bumi oleh Allah SWT, melalui perantara Malaikat Jibril kepada Umat Manusia sebagai pedoman hidup yang merupakan salah satu dari mukjizat untuk Nabi Muhammad SAW.
Pelaksanaannya yang hanya sekali dalam setahun membuat sensasi tersendiri dalam menyambut dan melaksanakannya. Berbagai ibadah dan tradisi seperti Shalat Tarawih berjamaah, Tadarus Al-Qur'an, Kuliah Shubuh, Sahur, berkeliling membangunkan warga saat Sahur, memukul Bedug dan lain sebagainya. Kebiasaan yang merupakan peristiwa langka setahun sekali ini alangkah baiknya, jika dijalankan dengan hati yang bersih dan suci serta mau menerima perbedaan yang sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat selama bulan suci penuh ampunan tersebut.
Perbedaan waktu penentuan awal Ramadan, memang kadang kala selalu ada dan tidak jarang membuat sebagian pihak yang berbeda keyakinan dalam menentukan waktu bulan Ramadan justru sering ditemukan mencela satu sama lain dengan orang yang berbeda pandangan. Tentu, tindakan merasa paling benar dalam agama Islam tidak dibenarkan.
Pemantauan Hilal atau Bulan Sabit, untuk penentuan satu Ramadan biasa dilakukan secara berbeda-beda baik oleh organisasi Islam, maupun oleh pemerintah melalui Kementerian Agama. Muhammadiyah misalnya, organisasi yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan menggunakan metode hisab.