KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Tangisan dalam Puasa, Sah atau Membatalkan?

24 Maret 2024   21:37 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:37 156 3

Puasa Ramadan, sebagai salah satu rukun Islam, mengajarkan umat muslim tentang kesabaran, pengendalian diri, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, seringkali muncul pertanyaan tentang apakah tangisan saat berpuasa dapat membatalkan ibadah tersebut. Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita telaah bersama dalil-dalil yang terkait dalam ajaran Islam.

Dalam ajaran Islam, tangisan saat berpuasa tidak secara langsung membatalkan puasa. Puasa batal hanya jika seseorang sengaja mengonsumsi makanan, minuman, atau melakukan hal-hal lain yang secara jelas membatalkan puasa, seperti hubungan suami istri atau muntah dengan sengaja. Tangisan yang disebabkan oleh emosi atau kondisi lainnya tidak membatalkan puasa seseorang.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidaklah mencacatkan puasanya orang yang menangis karena ketakutan kepada Allah atau karena rahmat-Nya." Hadis ini menunjukkan bahwa tangisan yang timbul karena ketakutan kepada Allah atau karena merasakan rahmat-Nya tidak membatalkan puasa seseorang. Bahkan, tangisan semacam itu bisa menjadi tanda ketaatan dan penghambaan yang mendalam kepada-Nya.

Selain itu, dalam Islam juga diajarkan pentingnya ekspresi emosi secara sehat. Tangisan dapat menjadi bentuk pelepasan emosi yang alami dan diperbolehkan dalam agama, asalkan tidak melibatkan tindakan atau perilaku yang melanggar aturan puasa.

Namun demikian, perlu diingat bahwa tangisan yang disebabkan oleh niat untuk menarik perhatian atau membuat diri merasa sedih tanpa alasan yang jelas tidak dianjurkan dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidaklah mencacatkan puasanya orang yang menangis karena ketakutan kepada Allah atau karena rahmat-Nya." Hadis ini menunjukkan bahwa tangisan yang timbul karena ketakutan kepada Allah atau karena merasakan rahmat-Nya tidak membatalkan puasa seseorang. Bahkan, tangisan semacam itu bisa menjadi tanda ketaatan dan penghambaan yang mendalam kepada-Nya.

Dalam Islam, puasa adalah bentuk ibadah yang membutuhkan kesungguhan, ketulusan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, tangisan yang timbul selama berpuasa tidak menjadi alasan untuk membatalkan ibadah tersebut, selama tangisan tersebut tidak disertai dengan tindakan atau perilaku yang membatalkan puasa. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar ini, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan keberkahan dari Allah SWT.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun