Mudik Online, Jangan Ada Dosa di Antara Kita
Mudik itu sebenarnya bagian yang menyenangkan. Tidak peduli dengan kemacetan sepanjang jalan. Tiap tahun rutin dilakukan. Untuk bertemu dengan orang-orang tercinta di kampung halaman.
Saya dan keluarga merupakan pelaku mudik tahunan. Pindah tugas ke Bandung, membuat tiap tahun harus mudik ke Cirebon. Banyak suka duka yang dirasakan. Tahun 2005 merupakan mudik pertama, anak-anak menggunakan mobil, sementara saya dan istri menggunakan motor.
Tahun-tahun berikutnya, mudik menggunakan mobil dan dilakukan malam hari agar bisa menghindari macet. Walau tetap saja bertemu macet di daerah Sumedang. Saat ada Tol Cipali, mencoba juga mudik lewat jalur jalan bebas hambatan itu, tetap saja ada kemacetan. Akhirnya beberapa tahun ke belakang kembali menggunakan jalur jalan biasa, cuma mudik dilakukan pagi hari.
Tahun ini, mudik lewat jalur Tol Cipali atau kembali jalur Sumedang-Majalengka-Cirebon? Jawabannya, tahun 2020 mudik menggunakan jalur internet. Iyalah, pemerintah sudah mengeluarkan larangan untuk mudik, mana bisa sayang pulang kampung ke Cirebon.
Jadi ikuti saja apa yang sedang trend saat ini. Mau belajar, sekarang dilakukan secara virtual. Belanja untuk kebutuhan sehari-hari dilakuan secara virtual. Termasuk membahas rapat kerja urusan kantor masuk ke area virtual.
Namun, rasa-rasanya aneh juga kalau mudik jadi latah ikut-ikutan dilakukan secara virtual. Dimana letak dan rasa mudiknya. Tapi apa boleh buat, mudik virtual jadi pilihan yang tidak bisa ditolak. Apalagi melihat situasi dan kondisi saat ini, yang tidak memungkinkan mudik. Belum ada jaminan keamanan kita terbebas dari virus corona.