KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

"Lebaran Jiarah, Not. Lebaran Cuman di Kos-kosan, Yes"

10 April 2024   16:15 Diperbarui: 10 April 2024   16:30 443 3

Setiap tahun, tradisi Lebaran telah menjadi momen yang dinantikan oleh jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran dalam cara merayakan Lebaran, terutama di kalangan pemuda dan mahasiswa. Tradisi jiarah, atau pulang ke kampung halaman, mulai tergantikan oleh perayaan yang lebih sederhana di kos-kosan.

Tradisi jiarah, yang biasanya diidentikkan dengan pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga besar, kini mulai memudar di kalangan generasi muda. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan ini, mulai dari keterbatasan waktu dan biaya perjalanan hingga preferensi untuk merayakan Lebaran dengan teman-teman sebaya di kota tempat tinggal.

Kos-kosan, yang biasanya dianggap sebagai tempat sementara untuk tinggal selama menempuh pendidikan, kini bertransformasi menjadi pusat kegiatan sosial selama musim Lebaran. Berbagai acara seperti takbiran keliling, buka bersama, dan saling berkunjung antar-kosan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di kos-kosan.

Perubahan ini juga mencerminkan dinamika sosial dan budaya yang terus berkembang di masyarakat. Generasi muda cenderung lebih individualis dan lebih terbuka terhadap variasi cara merayakan tradisi keagamaan. Kos-kosan menjadi ruang bagi mereka untuk mengekspresikan identitas dan kreativitas mereka dalam merayakan Lebaran.

Meskipun tradisi jiarah masih tetap dijalankan oleh sebagian orang, tidak bisa dipungkiri bahwa kos-kosan telah menjadi alternatif yang menarik bagi mereka yang ingin merayakan Lebaran dengan cara yang lebih santai dan intim. Lebaran di kos-kosan bukanlah sekadar pengganti, tetapi juga merupakan bentuk adaptasi dan inovasi dalam menjaga tradisi keagamaan yang tetap relevan dengan zaman.

Dengan demikian, Lebaran jiarah tidak lagi menjadi satu-satunya cara untuk merayakan momen penting ini. Lebaran di kos-kosan menjadi bukti bahwa tradisi bisa tetap hidup dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi zaman. Yang terpenting, semangat kebersamaan dan kebahagiaan dalam merayakan Lebaran tetap terjaga, tak peduli di mana pun kita berada.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun