KOMENTAR
TRADISI Pilihan

Ramadan dan Nasehat Gus Mus

31 Maret 2023   10:36 Diperbarui: 31 Maret 2023   10:49 995 2


Bulan Ramadan 1444 hijriyah atau puasa di tahun 2023 baru menapak di minggu pertama. Masih tersisa tiga minggu lagi untuk mencapai hari kemenangan.

Pada Ramadan kali ini, saya teringat dengan salah satu karya puisi dari KH Mustofa Bisri atau Gus Mus yang berjudul "Nasehat Ramadhan".

Gus Mus meninggalkan nasehat Ramadan pada puisi karyanya jelas secara paripurna kepada siapapun mereka yang beragama Islam yang menjalani ibadah tersebut.

Tidak cuma puasa dari makan dan minum saja, Gus Mus menekankan juga puasa pada hasrat-hasrat orang yang tak kasat mata. Seperti mungkin membathin dengan prasangka jelek, mendumal, mencemooh, nyinyir dalam hati, iri hati, dengki, angkuh dan segenap rasa kebencian lain terhadap sesama.

Bahkan Gus Mus juga menyampaikan nasehat Ramadan kepada mereka yang tak bisa menahan hasrat birahinya di kala puasa. Seperti pada kalimat "Puasakan rambutmu untuk menyerap Belai" atau "Sucikan kelaminmu. Berpuasalah."

Hal-hal yang dimaksud Gus Mus pada kenyataannya memang acap terjadi di tengah-tengah kita. Hanya yang tampak di depan mata saja seperti orang makan, minum dan merokok di ruang publik, kita dapat menyaksikan seseorang itu tidak puasa.

Namun itu hanya sebatas penglihatan kita saja pada orang itu. Jika kita bertanya kepada orang itu mengenai agamanya dan ternyata orang itu non muslim, maka barulah kita mengetahui bahwa orang itu memang tak puasa karena bukan pemeluk Islam.

Begitu pula kalau yang kita saksikan itu seorang perempuan dan perempuan itu ternyata seorang muslim tetapi dia sedang mengalami menstruasi, kita pun menyadari dia seorang perempuan muslim tetapi sedang berhalangan berpuasa.

Yang sulit diterima alasannya adalah kepada seseorang yang memang beragama Islam, tetapi dia tidak puasa di depan mata kita. Pastilah orang itu memiliki alasan juga misalnya sedang kurang fit, kurang enak badan atau yang sering terjadi, tidak puasa karena tidak sahur.

Bulan Ramadan memang bulan yang unik tentunya. Jika dikaitkan dengan puasa makan dan minum, banyak sekali kejadian-kejadian dimana anak-anak berbohong kepada orangtuanya, para suami berbohong kepada istri-istrinya, para lelaki berbohong kepada kekasih perempuannya.

Mereka berbohong dengan mengatakan puasa padahal barusan makan di warteg, minum air dari kulkas secara diam-diam atau menyaksikannya tayangan yang menggunggah hasrat seks mereka.

Padahal berbohong pada pasangan atau orangtua mengenai puasa, muaranya tetap kepada Allah SWT. Kepada Allah semata puasa itu dilakukan sebagaimana nasehat Gus Mus seperti dalam puisinya.

Jadi puasalah karena Allah bukan karena takut dengan orangtua, pasangan, atasan, pacar atau siapapun yang ditakuti. Takut saja pada Allah, niscaya kita akan jadi orang yang baik.

Terimakasih Gus Mus atas nasehatnya. Selamat berpuasa tentunya bagi umat Islam yang menjalankan.

Ciledug-31/3/2023

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun