KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Memaknai Sakit dan Sehat dalam Islam

11 April 2022   11:25 Diperbarui: 11 April 2022   11:41 723 4

Satu yang Penulis suka dikala bulan Ramadhan tiba ialah kajian Ramadhan yang rutin setiap harinya. Dengan hadirnya acara tersebut sejatinya bukan saja mengisi waktu kegiatan bermanfaat di sela-sela berpuasa tetapi juga dapat menambah menambah pengetahuan atau ilmu mengenai ajaran Islam.

Namun demikian sebagai seorang Muslim, Penulis terkadang menemukan hal-hal yang kurang elok dikemukakan, semisal bagaimana ketika penceramah menghaturkan agar jamaah tidak takut terhadap Covid-19 dikarenakan Allah Swt. melindungi alih-alih tingginya iman dalam dirinya.

Ketika mendengar har tersebut  jujur dalam hati Penulis seolah menyangkal, "loh kok begitu"? Bukan Penulis tidak percaya bahwa Allah Swt bakal melindungi, melainkan lebih kepada ajakan untuk "tidak takut" berkaitan dengan tingginya iman seseorang yang menurut Penulis alangkah baiknya bilamana lebih dijelaskan secara mendalam ketimbang menjadikan kesan buruk maupun seolah-olah ajakan untuk melawan.

Sebagai Muslim, Penulis paham bahwa satu-satunya dzat di seantero dunia ini hanyalah Allah Swt yang patut manusia takuti, karena Allah adalah dzat dari segala Maha. Allah Swt yang Maha Penolong, Allah Swt yang berkehendak untuk menolong, dan  Allah Swt yang berkenan kepada siapa yang Ia tolong. Titik, tidak ada yang bisa menggugat hal tersebut.

Lanjut kepada pembicaraan kaitan "Covid-19" dan kondisi sakit ini. Terlepas dari apakah Covid-19 itu sebuah konspirasi, virus berasal dari binatang, ataukah virus hasil rekayasa manusia, sebagai pribadi percaya bahwa pandemi yang umat manusia ini merupakan kehendak Allah Swt.

Ini seperti menjawab pertanyaan "duluan mana telur atau Ayam"? Ya kiranya manusia hadir di muka bumi ini bukanlah sesuatu yang kebetulan dan begitu pula mahluk-mahluk lainnya. Manusia hadir di dunia sudah tentu punya tujuan, maka yang jadi pertanyaan ialah kalau Anda sudah sampai tujuan lantas mau kemana?

Lanjut kembali membahas Covid-19 dan penyakit. Dari pengetahuan Penulis miliki dan mohon maaf sebelumnya yang tidak seberapa ini, bukankah sakit dan sehat itu datangnya dari Allah Swt.?

Pernahkah Anda sakit kepala atau merasa pusing? Pernahkah Anda bertanya darimana asal sakit kepala tersebut?

Ya mungkin saja Anda akan menjawab bahwa sakit kepala itu berasal dari badan Anda yang kurang fit semisal masuk angin, sakit kepala itu dikarenakan Anda telat makan, sakit kepala itu dikarenakan tekanan darah Anda tinggi, dan banyak penyebab lainnya.

Ketika Anda berusaha mengobati sakit kepala itu dengan obat-obatan, pernahkah Anda bertanya-tanya darimana ilmu dan bahan dari obat itu berasal? Jika sakit kepala Anda itu hilang dengan sendirinya, pernahkah Anda bertanya bagaimana prosesnya?

Dengan kata lain sederhananya begini, ada hal-hal yang di luar nalar manusia terjadi. Kita sebagai manusia tidak mungkin memikirkan sesuatu sepanjang itu, kemudian kita sebagai manusia sudah pasti langsung disibukkan oleh urusan duniawi lainnya.

Lantas kalau ada anggapan bahwa orang beriman itu seolah kebal Covid-19 dalam kaitannya masuk dalam kategori penyakit maka Penulis merasa bahwa pemikiran tersebut perlu dikoreksi dan dikaji mendalam.

Penulis mencoba ajarkan satu hal dalam ajaran Islam yaitu bersih merupakan bagian dari iman. Konteks "bersih" ini majemuk atau sangat luas, akan tetapi bilamana tertuju pada salah satunya hidup sehat maka bersih itu sesuatu yang masuk diakal atau logis. Semisalkan, sebelum makan makan Anda mencuci tangan terlebih dahulu agar tidak ada bakteri yang dapat menyebabkan penyakit masuk ke mulut Anda.

Sadar tidak sadar, hal itu (cuci tangan) ini sudah menjadi pendoman hidup yang tidak bisa Anda pisahkan. Kenapa Anda melakukannya? Karena pedoman tersebut tepat. Dalam arti konotasi, bersih bermakna baik, seperti halnya Anda memandang orang yang bersih adalah orang yang baik pribadinya.

Oke sekarang kita buat twist. Andai kata Anda beriman, Anda pola hidup sehat, rajin berolahraga, makan makanan 4 sehat 5 sempurna, dan Anda sudah mematuhi protokol 3M. kemudian secara tiba-tiba Anda harus dirawat karena sakit dan penyakit yang Anda derita yaitu Covid-19. Pertanyaan Penulis nih cuma satu, terus Anda mau bilang apa?

Bukankah katanya Allah Swt. melindungi Anda? Anda yakin Anda tidak akan kena Covid-19 karena hidup bersih. Anda konsisten bilang ke khalayak umum bahwa tidak udah takut dengan Covid-19 bahkan tidak perlu di vaksin. Dan pada kenyataannya Allah Swt. seolah membalikkan dunia hingga Anda terbaring karena Covid-19. Luar biasa bukan kuasa Allah Swt.

Saat Anda terbaring lemah, seratus persen yang Anda inginkan saat itu ialah ingin sehat kembali dan satu-satunya dzat yang memungkinkan hal itu ialah Allah Swt. Seperti yang Penulis katakan diawal bahwa sakit dan sehat datangnya dari Allah Swt.

Kenapa Penulis katakan demikian? Loh logis saja semakin manusia berumur semakin banyak nikmat yang Allah Swt. tarik dari peredaran. Sudah menjadi sunnatullah ketika manusia renta maka nikmat yang kelak manusia rasakan kian berkurang, semisal mata yang plus, pendengaran yang mulai berkurang, gigi yang mulai tanggal, rambut yang memutih, kulit yang mulai keriput, dan munculnya beragam penyakit yang menghinggapi diri. Dan semua itu adalah tanda-tanda akan kuasa Allah Swt. terhadap manusia.

Jadi pada hakikatnya apa inti dari materi Penulis bahas ini? Penulis berharap semoga kita sebagai manusia maka pandai-pandailah bersyukur kepada Allah Swt. dan janganlah kita menjadi pribadi yang takabur dengan mengataskan-Nya.

Sehat dan sakit itu sudah merupakan sunnatullah, suka tidak suka, mau tidak mau, dua hal itu sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup manusia. Boleh jadi Anda tidak percaya, tetapi ketika nanti Anda sakit maka semoga Anda sudah menjadi orang beriman. Karena hanya orang-orang berimanlah, mereka orang yang pandai bersyukur kepada Allah Swt. baik dalam keadaan suka maupun duka dan Allah Swt. sangat sayang kepada golongan tersebut.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun